JAKARTA, MENARA62.COM — Baru Sekarang Kualitas Pendidikan Jadi Perhatian. Sebelumnya, fokus pendidikan nasional pada akses pendidikan. Itu sebabnya, di bidang pendidikan Indonesia sebelumnya banyak membangun sekolah SD-SMP, untuk memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak-anak agar bisa mengenyam pendidikan di sekolah 9 tahun.
“Ini bukan soal salah dan benar, tetapi baru di era Mas Menteri sekarang, kualitas pendidikan jadi perhatian,” ujar Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan di depan jurnalis dan para “aktivis” media sosial di Jakarta, Rabu (6/12/2023) malam.
Malam itu, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset menyosialisasikan hasil pelaporan PISA (Programme for International Student Assessment) yang dirilis oleh Organizatioan for Economic Co-operation and Development (OECD) 2023.
PISA adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains. Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA mulai tahun 2000.
Tahun 2022, Indonesia berpartisipasi kembali untuk melakukan penguuran PISA di berbagai satuan pendidikan dan peserta didik sampel. Bagi Indonesia, Program PISA tersebut adalah salah satu alat ukur pendidikan yang dapat memberikan refleksi dan masukan kondisi pembelajaran, serta mendorong kolaborasi ekosistem pendidikan untuk pendidikan berkualitas.
“Mereka memilih sampel 400 sekolah di Indonesia, dan sebarannya sangat luas dengan metodologi statistik. Tentu mungkin ada margin eror nya, tetapi hasilnya menggambarkan posisi Indonesia,” ujarnya.
Menurut Anindito, saat ini pemerintah sudah memiliki sistem asesmen nasional untuk mengevaluasi kebijakan pendidikan yang sudah dijalan. Dalam tiga tahun terakhir, sudah memperlihatkan peningkatan yang cukup baik setiap tahunnya.
Ia juga mengatakan, bahwa berdasarkan hasil asesment nasional, pemulihan pembelajaran sejak pandemi, pemulihan terjadi lebih cepat di sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka belajar, dibanding sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013.
PISA
Pandemi
Anindito mengatakan, sekarang lebih baik kita fokus pada upaya peningkatan kualitas pendidikan. Itu sebabnya, dilakukan asesmen nasional yang lebih banyak ukurannya ketimbang PISA.
“Tapi asesmen nasional ini, memang tidak membandingkan dengan kondisi pendidikan dengan negara lain,” ujarnya.