JAKARTA, MENARA62.COM – Meski terdapat peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun, tetapi angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia belum sesuai harapan. Tahun 2016, APK pendidikan tinggi baru mencapai 31,61 persen.
“Memang ada kenaikan dibanding tahun 2015 yang mencatat 29,15 persen,” jelas Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohammad Nasir saat menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Beasiswa Tanoto Foundation, Jumat (20/10/2017).
Penandatanganan dilakukan oleh Ketua Pengurus Tanoto Foundation dan Perwakilan Penerima Beasiswa. Kegiatan ini turut dihadiri Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, Staf Khusus Abdul Wahid Maktub, Direktur Kemahasiswaan Didin Wahidin, Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi, Pengurus Tanoto Foundation dan perwakilan penerima beasiswa.
Data Kemenristekdikti tahun 2017 ini, jumlah mahasiswa di Indonesia telah mencapai lebih dari 5,2 juta orang dimana 15,1 persen adalah mahasiswa vokasi atau politeknik.
Untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi, menurut Nasir, dibutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, lembaga swasta, akademisi dan masyarakat luas. Salah satu upaya Kemenristekdikti adalah melalui pemberian beasiswa bagi calon mahasiswa dan mahasiswa dari kalangan tidak mampu.
Selain beasiswa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kemenristekdikti senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga swasta untuk turut berperan serta dalam pendidikan tinggi Indonesia dengan cara pemberian beasiswa.
Nasir menjelaskan bahwa Kemenristekdikti memiliki program bantuan dana pendidikan Bidikmisi dan ADik 3T & Papua untuk meningkatkan jumlah SDM terdidik tingkat perguruan tinggi, juga untuk memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia. Namun kemampuan pemerintah memberikan beasiswa bagi pemerataan akses kesempatan pendidikan tinggi bagi masyarakat masih, oleh karena itu peran lembaga-lembaga swasta sangat dibutuhkan.
“Kemenristekdikti mengalokasikan lebih dari Rp 3,5 triliun untuk beasiswa mahasiswa (Bidikmisi dan Adik 3T dan Papua), namun itu masih kurang untuk menjawab kebutuhan masyarakat, idealnya dibutuhkan sekitar Rp 10 triliun. Partisipasi pihak swasta sangat dibutuhkan,” pungkas Nasir.