25 C
Jakarta

Aplikasi Akulaku, Ketika Meminjam Uang Semudah Berbelanja Online

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – ERNA baru saja memulai usaha warung baksonya sekitar pertengahan 2017 lalu, setelah sang suami terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan modal yang terbatas, tentu Erna hanya bisa memulai bisnisnya dengan standar rata-rata. Tak berani mengambil keputusan apapun karena memang tidak ada modal.

“Maunya saya nambah barang dagangan, tetapi modal tidak ada,” kata Erna, pedagang bakso di bilangan Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat.

Saat memberikan testimoni pada acara temu media Akulaku awal 2019 lalu, Erna mengeluhkan sulitnya mendapatkan modal tambahan. Meminjam ke teman atau saudara sudah dicoba tetapi hasilnya nihil. Mau meminjam ke bank, prosedur dan persyaratannya sulit. Ia juga tidak punya perhiasan atau barang berharga yang bisa dijadikan sebagai agunan.

Lalu seorang pelanggan warung baksonya menyarankan untuk pinjam ke platform kredit online Akulaku. Meski masih belum familiar dengan teknologi digital, Erna mencoba mengunduh aplikasi Akulaku. Perlahan dipelajari aplikasi yang sudah diunduh di androidnya. Bahasa dan langkah yang tertera pada aplikasi Akulaku cukup sederhana. Ini membantu Erna untuk memahami soal kredit online.

“Saya belajar tentang kredit online dari web Akulaku. Browsing sana browsing sini dibantu temannya yang paham banyak soal finansial technology atau fintech,” lanjut perempuan berusia 35 tahun tersebut.

Selang seminggu kemudian, ia memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman modal senilai Rp2 juta rupiah. Rencananya uang tersebut untuk menambah bahan baku bakso, sebagian untuk beli blender supaya bisa sekalian jualan jus buah-buahan. Sebagian lagi untuk beli camilan.

“Alhamdulillah, urusannya cuma hitungan menit. Saya langsung dapat dana pinjaman tanpa prosedur yang berbelit-belit. Saya surprise  sekali,” kata Erna.

BACA JUGA:

Erna tak hanya mendapatkan pinjaman modal. Ternyata Akulaku juga membantu mempromosikan dagangannya. Promosi tersebut diberikan Akulaku secara cuma-Cuma sebagai nasabah.

“Pelanggan bisa beli bakso di warung saya seharga Rp1000 per mangkok hanya dengan menunjukkan aplikasi Akulaku yang berhasil diunduh di android pelanggan,” jelas Erna.

Promosi model begitu ternyata membuahkan hasil. Warung bakso Erna semakin hari semakin ramai. Dan itu menjadi tantangan bagi Erna untuk meningkatkan kualitas baksonya.

“Siapa yang nggak tertarik makan bakso dengan harga cuma 1000 perak dari harga 12 ribu,” lanjut Erna.

Akulaku tak hanya memberikan solusi modal untuk Erna, tetapi sekaligus ikut mendukung dan membantu perkembangan bisnis warung bakso Erna melalui program promosi. Alhasil, dua bulan kemudian Erna sudah bisa melunasi hutangnya, untuk kemudian mengajukan pinjaman lagi.

Lain halnya dengan Dewi, seorang ibu rumah tangga yang sudah memanfaatkan Akulaku sejak awal  2017. Awalnya hanya iseng mengunduh aplikasi Akulaku. Tetapi setelah mengunduh, ia mendapatkan informasi berbagai promo untuk nasabah. Sejak itulah Dewi mulai sering menggunakan aplikasi Akulaku untuk belanja berbagai barang rumah tangga.

Menurutnya program promo dan cashback yang ditawarkan Akulaku sangat menguntungkan nasabah. Karena itu setiap mau berbelanja, Dewi pasti menengok laman Akulaku terlebih dahulu.

“Saya berharap Akulaku memperbanyak program promonya, juga program cashback. Lumayan buat saya,” jelas Dewi, warga Cipete, Jaksel.

Ia memanfaatkan program promo Akulaku untuk membeli perabotan rumah tangga. Sebagai ibu muda, program tersebut jelas sangat membantu meringankan mengisi rumahnya dengan berbagai perabotan yang dibutuhkan.

“Itu alasan saya mengapa sejak kenal Akulaku sampai saat ini masih menjadi pelanggan setia,” tukasnya.

Budi, nasabah lain mengaku awalnya memang takut berhubungan dengan perusahaan kredit online. Sebab cerita yang didengar dari sejumlah teman, beberapa orang terjebak kredit online hingga membuat nasabah stress.

“Sebelum mengajukan pinjaman, saya pelajari dulu platform Akulaku. Lalu saya coba meminjam satu juta rupiah. Untuk uji coba saja, apa benar saya terjebak dalam rentenir gaya baru,” jelas Budi.

Nyatanya tidak demikian. Akulaku memberikan pinjaman uang dengan prosedur yang mudah, waktu yang cepat dan tidak menjebak saat proses pembayaran cicilan dilakukan.

“Saya suruh foto selfie dengan kartu identitas yang berlaku. Lalu mengisi beberapa daftar pertanyaan yang dikirim Akulaku di telepon seluler saya. Maka hitungan menit, dana yang saya pinjam sudah ada di rekening,” lanjutnya.

Proses pengembaliannya yang dilakukan dengan cara dicicil pun sangat mudah. Nasabah tidak diwajibkan memiliki kartu kredit.

Semudah belanja online

Meminjam uang di bank, tentu berbenturan dengan aturan yang berbelit, proses yang lama serta persyaratan agunan atau barang jaminan yang tidak mudah bagi sebagian orang. Pun saat berbelanja dengan cara kredit di toko-toko besar, acapkali pelaggan harus memiliki kartu kredit. Tetapi Akulaku tidak mensyaratkan itu semua. Semua prosedur yang menghambat proses peminjaman bisa ditiadakan.

“Kami hadir menawarkan hal-hal yang praktis dan mudah,” kata Anggie Setia Ariningsih, Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku.

Saking praktisnya, Anggie menyebutnya meminjam uang di platform Akulaku, semudah orang berbelanja online. Tak perlu direpotkan dengan proses administrasi yang berbelit-belit. Cukup download aplikasi kredit online, daftar, isi format yang tersedia, lalu foto selfie dengan identitas diri. Dalam hitungan menit, dana yang diinginkan pun sudah masuk ke dalam rekening nasabah.

Kemudahan yang ditawarkan Akulaku tersebut membuat Akulaku bisa diakses siapapun terutama pedagang kecil, pengusaha mikro atau UMKM, ibu rumah tangga juga karyawan. Tak hanya proses dan persyaratan yang mudah, aplikasi Akulaku bentuknya juga sederhana, mudah dipelajari oleh siapapun termasuk mereka yang gagap teknologi.

“Aplikasi Akulaku sangat sederhana, supaya teman-teman UMKM dan ibu-ibu rumah tangga bisa membukanya, bisa mengaksesnya, bisa memanfaatkannya. Karena kami ingin merangkul mereka yang selama ini tidak tersentuh bank,” tambah Anggie.

Anggie menuturkan beberapa kelebihan yang dimiliki aplikasi kredit online Akulaku. Pertama, prosedur pendaftaran calon nasabah Akulaku sangat mudah. Cukup mendaftar melalui aplikasi. Setelah verifikasi data selesai maka nasabah Akulaku sudah bisa menggunakan untuk berbelanja barang. Nasabah tidak perlu harus memiliki kartu kredit untuk terdaftar sebagai nasabah Akulaku.

Umumnya, membeli barang dengan dicicil harus memiliki kartu kredit. Dimana untuk mendapatkan kartu kredit sendiri mengharuskan sejumlah syarat yang tidak mudah. Nasabah Akulaku tidak harus memiliki kartu kredit,” lanjut Anggie.

Selain itu, jelas Anggie, transaksi menggunakan aplikasi Akulaku jauh lebih mudah dibanding menggunakan uang cash. Aplikasi tersebut bisa diunduh dengan mudah di smartphone melalui playstore dan kemudian bisa untuk menggunakan setelah berhasil mengunduh.

Soal nilai pinjaman, Akulaku jelas Anggie memberikan limit pinjaman yang cukup tinggi bisa lebih dari Rp2 juta. Dengan limit yang tinggi memberikan keleluasaan pada nasabah untuk memanfaatkan dana pinjaman tersebut.

akulaku

Kelebihan lain adalah pada pilihan produk yang bisa dibeli oleh nasabah. Selama ini banyak yang beranggapan kalau Akulaku hanya menyediakan produk gadget. Ini anggapan yang salah besar. Sebab faktanya Akulaku menyediakan berbagai produk dan jasa yang cukup lengkap. Mulai produk gadget dan elektronik, fashion pria dan wanita, produk rumah tangga, produk consumer good, pembelian paket data, tiket pesawat, tiket nonton, produk bayi, produk perawatan kulit dan kesehatan, bahkan tersedia pula voucher untuk produk makanan.

“Kami juga menjalin kerjasama dengan banyak e-commerce, seperti Bukalapak, Lazada Shopee dan lainnya. Bahkan beberapa e-commerce menawarkan potongan harga menggiurkan senilai Rp100 ribu jika berbelanja menggunakan Akulaku,” tandas Anggie

Aplikasi kredit terfavorit

Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Akulaku, membuat pertumbuhan perusahaan kredit online terbesar di Asia Tenggara tersebut sangat pesat. Hanya hitungan sekitar 2 tahun, tepatnya awal Februari 2019, Akulaku telah diunduh oleh lebih dari 15 juta penduduk Indonesia di Pulau Jawa, Kota Medan, Palembang dan Padang, dimana 10 juta diantaranya merupakan pengguna aktif.

Jumlah orang yang mengunduh aplikasi Akulaku terus meningkat pesat. Pada pertengahan 2019, tercatat sekitar 20 juta orang mengunduh aplikasi ini dimana lebih dari 50 persennya adalah nasabah aktif.

“Alhamdulillah, Akulaku terpilih menjadi layanan kredit online nomer satu pilihan masyarakat Indonesia. Hasil riset berjudul “Fintech Report 2018” yang dirilis oleh DailySocial.id melaporkan sebesar 49% responden memilih Akulaku sebagai aplikasi favorit mereka,” kata Anggie.

Pencapaian ini pun sejalan dengan pertumbuhan perusahaan di tahun 2018 yang tumbuh lebih dari 300 persen dengan jumlah kredit yang disalurkan mencapai sekitar Rp9,8 triliun.

Pertumbuhan yang fantastis di tahun 2018 membuktikan respon masyarakat yang sangat positif terhadap solusi layanan keuangan yang ditawarkan Akulaku.

“Di 2019 sendiri, kami menargetkan pertumbuhan penyaluran dana mencapai 300 persen serta peningkatan pengguna hingga 2-3 kali dengan berbagai inovasi layanan baru di berbagai sektor yang secara bertahap akan kami luncurkan,” ujar Anggie.

Diakui Anggie, semua gebrakan dan pengembangan yang telah, sedang dan akan dilakukan ini adalah bentuk komitmen Akulaku dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan inklusi keuangan dengan menyediakan layanan keuangan non-tunai kepada semakin banyak orang di Indonesia.

Untuk memberikan pelayanan keuangan yang aman, nyaman dan sehat bagi pelanggan dan perusahaan, 98% risk assessment di Akulaku dilakukan oleh machine learning dan berbagai risk module untuk melaksanakan risk analysis dan anti-fraud. Sistem ini bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir kesalahan manual, internal fraud dan kesalahan lain yang kerap terjadi di perusahaan pembiayaan konvensional. 

Berdiri di bawah naungan PT Akulaku Silvrr Indonesia untuk aplikasi market place dan PT Akulaku Finance Indonesia untuk penyediaan layanan pembiayaan dan perkreditan yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Anggie menambahkan, saat ini Akulaku telah menggelontorkan pinjaman sekitar Rp1,5 triliun setiap bulannya. Dengan total pinjaman yang sudah tersalurkan hingga Juni 2019 mencapai Rp9 triliun. Dengan target hingga akhir tahun sebesar Rp29,4 triliun.

Menurut Anggie, layanan kredit online Akulaku banyak diserbu ibu-ibu yang sering membeli kebutuhan rumah tangganya melalui cicilan Akulaku.Selain itu juga pelaku UMKM yang membutuhkan dana pinjaman untuk memperkuat usahanya.

Sebagai informasi, Akulaku adalah perusahaan jasa keuangan yang menyediakan layanan kredit online serta layanan keuangan lainnya, seperti pinjaman tunai melalui Asetku, Akulaku Offline, dan Akulaku Marketplace.

Saat ini, Akulaku telah tersedia di berbagai merchant offline maupun online seperti e-commerce Bukalapak,Shopee, BliBli, JD.ID dan lainnya serta telah bekerjasama dengan lebih dari 120 ribu pelaku UMKM.

Akulaku kenalkan Asetku

Sebagai bentuk komitmennya dalam mendukung inklusi finansial, Akulaku juga memperkenalkan bagian dari perusahaannya yang bergerak di bidang Peer-to-Peer Lending (P2P), PT. Pintar Inovasi Digital (Asetku). Perusahaan yang telah mendapatkan tanda terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini mempertemukan pemberi pinjaman (Lender) dengan peminjam (borrower) terpercaya.

Menurut Andrisyah Tauladan, Direktur Asetku, Asetku menjadi perusahaan kredit berbasis online yang dapat dipercaya baik oleh kreditur maupun debitur. Dengan pengembalian dana pokok dan bunga kepada para pemberi pinjaman selalu mencapai 100 persen, menjadikan Non-Performing Loan (NPL) perusahaan Asetku 0,00 persen.

“Sejauh ini pengembalian dana pokok dan bunga kami kepada para pemberi pinjaman selalu 100 persen dengan rata-rata portfolio per bulan sekitar Rp 50 miliar hingga Rp100 miliar. Di tahun ini, kami menargetkan penyaluran pinjaman hingga Rp 500 miliar setiap bulan,” katanya.

Target tersebut diyakini bakal tercapai mengingat besarnya kebutuhan kredit dari masyarakat yang belum bisa dipenuhi oleh pemerintah melalui perbankan maupun koperasi.

Saat ini, lanjut Andrianyah, Asetku juga sedang mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas risk management dan kapasitas pendanaan. Bahkan dalam waktu dekat, juga berencana meluncurkan Asetku Syariah dan pinjaman dengan segmen lender dari korporasi/institusi.

Asetku melakukan diversifikasi pendanaan dengan menyebarkan dana pemberi pinjaman kepada peminjam untuk meminimalisasikan risiko pendanaan. Keuntungan untuk pendana adalah bunga tahunan mencapai 20-24 persen.

Potensi fintech di Indonesia

Sementara itu, Kuseryansyah, Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia mengatakan potensi bisnis lembaga kredit di Indonesia sangat besar. Saat ini ada sekitar Rp1000 triliun kebutuhan kredit yang diajukan oleh sektor UMKM yang belum bisa dipenuhi oleh pemerintah melalui lembaga keuangan seperti perbankan dan perusahaan kredit yang sudah ada dengan berbagai alasan.

Potensi tersebut menjadi lahan subur bagi tumbuhnya industry fintech di Indonesia. Itu sebabnya saat ini industry fintech tumbuh subur baik yang legal maupun illegal.

“Hadirnya Asetku dan Akulaku dimana keduanya terdaftar pada OJK, saya yakin akan mampu menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman,” katanya.

Terlebih fintech tidak memberlakukan prosedur yang berbelit dan agunan pinjaman. Dengan segala kelebihan yang dimiliki fintech, diyakini fintech menjadi solusi bagi masyarakat utamanya UMKM yang membutuhkan pinjaman cepat.

Namun sebelum berhubungan dengan lembaga kredit atau lembaga keuangan online, Kuseryansyah mengingatkan sebaiknya calon nasabah harus berhati-hati. Sebab saat ini banyak perusahaan kredit online atau fintech ilegal.

Perusahaan kredit online yang illegal ini sangat aktif menawarkan jasa pinjaman melalui pesan pendek pada nomor telepon masyarakat. Mereka mengirimkan pesan ke nomer secara acak tanpa kenal waktu.

Nilai pinjaman yang ditawarkan pun sangat fantastis bisa mencapai Rp500 juta. Mereka juga menawarkan kredit untuk berbagai keperluan seperti pendidikan, renovasi rumah, pembelian kendaraan dan lainnya.

kredit online
Perusahaan kredit online menawarkan pinjaman kepada masyarakat melalui pesan pendek pada telepon seluler

“Jangan sampai terjebak fintech illegal. Lebih baik gunakan fintech legal yang datanya sudah diumumkan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK,” jelasnya.

Himbauan yang sama juga disampaikan OJK. Sebelum mengakses fintech, Tongam Lumban Tobing, Kepala Satuan Tugas Waspada Investasi OJK menyarankan sebaiknya calon nasabah mempelajari dan mencari informasi terkait fintech yang dijumpai. Jangan sampai terjebak pada fintech illegal.

“Sekarang banyak sekali perusahaan fintech yang tidak terdaftar pada OJK selaku lembaga independen yang melakukan pengawasan untuk sektor perbankan serta non perbankan,” kata Tongam.

Diakui Tongam saat ini banyak entitas “fintech peer to peer lending (P2P)” atau pinjaman berbasis online ilegal yang sudah merambah ke media sosial. Mereka secara massif menawarkan jasa pinjaman uang dengan nilai yang fantastis dan prosedur tak kalah cepatnya. Mereka tak ubahnya rentenir gaya baru yang siap menjebak calon nasabah.

“Nah, melihat berbagai kondisi ini, kami dari OJK dan asosiasi melakukan pendalaman, dalam hal ini melakukan proses pengumpulan informasi. Selanjutnya fintech legal dilarang meng-copy semua kontak yang ada di HP, hanya kontak darurat yang boleh dikontak,” jelas Tongam.

Ia menyebutkan penawaran fintech illegal yang jor-joran telah membuat nasabah terjebak. Lalu mereka mengajukan pinjaman tanpa berpikir panjang bahwa bunga yang dikenakan sangat tinggi. Akibat tak mampu membayar cicilan, banyak nasabah yang kemudian mengalami depresi setelah diteror debt collector.

Upaya melindungi masyarakat dari praktik fintech illegal, OJK melalui Satgas Waspada Investasi terus melakukan razia. Hasilnya pada Februari 2019, OJK telah memberhentikan layanan 231 penyelenggara pinjaman online. Dari jumlah tersebut, OJK memastikan seluruhnya adalah layanan yang tidak terdaftar dan tidak memiliki izin dari OJK.

Oleh karena itu, OJK melalui Satgasnya telah membuat langkah pencegahan terhadap “P2P lending” ilegal, yakni dengan mengumumkan daftarnya lalu mengajukan permohonan pemblokiran melalui Kominfo untuk memutus akses keuangannya dan menyampaikan laporan kepada Bareskrim Polri

OJK menggandeng perusahaan fintech seperti Akulaku dan Asetku juga gencar melakukan edukasi keuangan terhadap masyarakat. Terutama edukasi terkait keuangan digital dan fintech dengan tujuan membuat nasabah cerdas sehingga mampu mengelola kebutuhan keuangannya dengan bijak.

Salah satunya adalah kegiatan KarnavAL Akulaku, AsetKu pada Maret 2019 lalu. Melalui event ini Akulaku berkeinginan mengambil peran ikut meningkatkan literasi keuangan masyarakat, mewujudkan inklusi keuangan yang lebih luas serta mengambil peran sebagai salah satu penggerak ekonomi digital tanah air. (kurniawati)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!