Oleh:Deny Ana I’tikafia )*
Peran ibu di masa pandemi covid-19, sangatlah utama dan pertama dalam mengelola urusan rumah tangga.
Berpedoman pada Q.S. Ar Rum ayat 21, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir”.
Di masa pandemi ini, peran ibu telah terbukti kiprahnya dalam ketaatan menghadapinya. Ibu adalah guru dari kesiapsiagaan bencana yang menciptakan generasi tangguh dalam penanggulangan bencana.
‘Aisyiyah siap untuk selamat, adalah slogan yang perlu dikibarkan terus agar semangat ibu tetap membara dalam lubuk hatinya. Sosok ibu bukanlah sebagai konco wingking yang hanya mengurusi pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya.
Manajemen keluarga yang betul-betul diterapkan dalam rumah tangga, yaitu 8 pilar fungsi keluarga harus tetap stabil dan selaras untuk dijalankan yaitu agama, sosial budaya, kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi serta lingkungan.
Manajemen kesehatan di rumah untuk covid-19 perlu juga menjadi gerakan untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam adaptasi kebiasaan produktif dan aman dari covid-19.
Sudah saatnya hari ibu yang sudah berusia 92 tahun di hari Selasa tanggal 22 Desember 2020 M yang bertepatan dengan 7 Jumadil Awal 1442 H ini, sebagai ibu “Aisyiyah berkemajuan bangkit untuk berkarya, mengisi hari selanjutnya dengan kegiatan yang lebih bermakna, tidak hanya hanyut dalam sehari untuk memperingatinya.
Memperingati hari ibu tidak hanya sebatas menangis haru melihat postingan-postingan rangkaian kata yang indah dan menina bobokkan kita, ikut hanyut di dalamnya.
Kasih ibu sepanjang jaman, akan menjadi kenangan terindah bagi putra putri yang telah dihantarkannya hingga dewasa, menjadi generasi yang tangguh.
Semoga apa yang telah menjadi tugas sebagai ibu, adalah ketulus ikhlasan tercetus dalam lubuk hati paling dalam, tanpa pamrih, menjadi catatan amal kita, untuk bekal hidup di alam berikutnya. Aamiiin ya robbal alamin.
* Penulis adalah Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PWA Jateng