JAKARTA, MENARA62.COM – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed menyebut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta sebagai jantungnya Muhammadiyah (the heart of Muhammadiyah) Indonesia. Hal tersebut disampaikan Mu’ti saat menghadiri Pengukuhan Majelis & Lembaga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta periode 2022- 2027 di ruang Ir. H. Juanda Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta, Sabtu (19/8/2023).
“Saya sering menyebut PWM DKI Jakarta sebagai the heart of Muhammadiyah Indonesia, jantungnya Muhammadiyah karena memang lokasinya yang ada di ibukota Indonesia,” kata Mu’ti.
Sebagai jantungnya Muhammadiyah, PWM DKI Jakarta lanjut Mu’ti memiliki peran yang sangat penting terutama pada momen-momen yang krusial. Diantara momen krusial yang membutuhkan peran besar PWM DKI Jakarta adalah ketika ada perbedaan hari raya baik Idulfitri maupun Iduladha.
“Itu mengapa saya sangat hirau dengan PWM DKI Jakarta. Karena kalau kemudian nanti yang shalat ied sesuai hisab itu sedikit, pasti masyarakat akan berkomentar lho cuma segitu tho Muhammadiyah. Karena itu saya sangat hirau dan sering kemudian meminta data di mana saja shalat ied dilaksanakan sehingga media bisa meliputnya. Ini bukan riya tapi syiar,” tegasnya.
Selain itu, ketika ada kunjungan tamu dari luar negeri, jelas Mu’ti, para tamu sering meminta dibawa ke Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang ada di Jakarta. Padahal kunjungan tamu luar negeri pasti lebih banyak datang ke Jakarta dibanding ke kota-kota lainnya.
Karena itu, puncak keunggulan yang sering menjadi slogan Muhammadiyah, menurut Mu’ti perlu diperbanyak di Jakarta. Lima kampus milik Muhammadiyah yang ada di Jakarta misalnya, harus dapat menjadi referensi banyak orang ketika ingin tahu tentang Muhammadiyah.
“Bagaimanapun kunjungan tamu dari luar negeri paling banyak pasti ke Jakarta. Karena itu tentu sangat berharap amal usaha di Jakarta, kalau bisa seluruhnya merupakan amal usaha unggul berkemajuan, tetapi kalau belum semuanya, setidaknya ada beberapa yang menonjol yang bisa kita mention, kita sebutkan ketika tamu luar negeri minta berkunjung atau studi banding,” tegasnya.
Lebih lanjut Mu’ti mengingatkan bahwa pembaruan menjadi kata penting gerakan Muhammadiyah masa sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, seluruh pengurus majelis dan lembaga diminta menjadi lokomotif dari pembaruan itu sendiri.
Kembali ke Gerakan Tajdid
Lebih jauh, Mu’ti mengingatkan bahwa jika kembali kepada anggaran dasar Muhammadiyah pasal 4 disebutkan identitas Muhammadiyah. Bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. “Namun sekarang kita lebih sering menyebutkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Sedang tajdidnya tidak disebutkan,” tukasnya.
Ke depan, penyebutannya harus utuh lengkap dengan tajdidnya. Bahkan gerakan tajdidnya harus mendapatkan porsi yang lebih besar dibanding gerakan amar maruf nahi mungkar. Karena amar ma’ruf nahi mungkar yang lebih besar porsinya sering menimbulkan representasi dan opini pada sebagian masyarakat bahwa orang Muhamamdiyah itu “keras”.
Untuk menghidupkan gerakan tajdid, kata Mu’ti bisa dilakukan melalui 3 ranah. Ranah pertama adalah ranah tajdidun fil fikri, atau tajdid pemikiran. Karena dimensi terpenting dari tajdid itu adalah gagasan- gagasan baru, pemikiran baru yang membuat kita senantiasa memiliki pemahaman yang fresh, pemahaman agama yang memang memiliki dimensi kekinian dan mampu memproyeksi masa depan.
Inilah yang penting dilakukan, karena sebagian kalangan Muhammadiyah yang anti pemikiran bahkan kemudian memberikan labelisasi yang kadang menghambat tajdid pemikiran Muhammadiyah. “Bahwa Al Quran dan Sunah itu sudah final itu jelas, sempurna sudah pasti. Tetapi tafsir atas Al Qur’an harus terus menerus kita lakukan,” katanya.
Lalu kedua adalah tajdidun fiddini, dimana kita berusaha melakukan pembaruan dalam beragama. Agamanya tidak perlu diubah karena Islam sudah menjadi agama yang meliputi semuanya. Tetapi pemahaman akan Islam, dalam dimensi ruang dan waktu harus terus menerus dilakukan.
“Banyak bidang baru yang selama ini belum kita singgung. Dan banyak hal yang selalu kita bahas sampai overload, melihat terlalu mendalam hal yang berkaitan dengan masalah akidah dan ubudiyah melampaui yang bersifat muamalah, sehingga banyak ruang dalam kehidupan kita yang kadang belum diberikan jawabannya oleh bagamana kita memahami agama itu. Karena kita terpaku kepada pemahaman lama yang kadang tidak mampu mencerna keadaan sekarang dan masa depan,” tegasnya.
Dan ketiga adalah ranah tajdid fil harokah, pembaruan dalam cara kita bergerak. Hal ini menurut Mu’ti penting karena masyarakat terus berubah. “Kalau masyarakat berubah kita juga harus mengubah, misalnya dalam cara berdakwah. Islam harus disajikan dengan cara yang menarik dan sesuai jaman. Ustadz Muhammadiyah itu tak hanya mencerahkan tetapi juga menghibur ada entertainmentnya,” katanya.
Sebelumnya Ketua PWM DKI Jakarta Ahmad Abubakar dalam sambutannya mengingatkan agar para pengurus dari 24 lembaga dan majelis yang sudah dikukuhkan, terus berpegang pada tiga kunci utama dalam menjalankan tugas, yakni menganggap bahwa kepengurusan adalah sebuah amanah. “Jika amanah dijalankan dengan baik, maka Insya Allah PWM DKI Jakarta akan dapat menyebarkan dakwah dengan baik ke wilayah Jakarta dan tentunya Indonesia,” katanya.
Kedua, pengurus harus mampu memahami lingkungan dan bukan sebaliknya dipahami. “Ketika kita memahami maka akan mudah bagi kita untuk melaksanakan dakwah,” tegasnya.
Lalu ketiga adalah melayani. Menjadi pengurus bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani warga Muhammadiyah khususnya dan masyarakat umumnya.
Dan terakhir, setelah memahami dan melayani, pengurus juga harus memiliki kesabaran. Menurut Ahmad Abu Bakar, kesabaran adalah kunci kesuksesan dalam melaksanakan amanah sebagai pengurus. “Dalam kesabaran itu jangan lupa selipkan kata kejujuran,” tandasnya.
Dalam pelantikan 461 anggota pengurus dari 24 majelis dan lembaga PWM DKI Jakarta, dilakukan pula pendatanganan MoU dengan TVMu, launching website JakartaMu yang dikelola PWM DKI Jakarta serta launching Gerakan WakafMu.