27.2 C
Jakarta

Awal Petaka Itu dari Miras

Baca Juga:

Oleh: Ashari, SIP*

HAMPIR setiap hari kita disuguhi berita memilukan, beberapa nyawa melayang karena miras (minuman keras) oplosan. Sebagian besar mereka adalah kaum muda, yang diharapkan sebagai penerus sejarah bangsa. Negeri ini akan jaya dan gemilang, pada sepuluh atau lima belas tahun kedepan, sesungguhnya sangat tergantung dari kualitas generasi mudanya. Namun yang mengherankan tragedi ini terjadi seperti sebuah repitisi, yang berulang-ulang. Padahal bahayanya sudah jelas. Baik dalam padangan agama maupun kesehatan.

Dikisahkan ada seorang alim, yang digoda oleh syetan, untuk melakukan korupsi, karena kesempatan ada. Namun orang itu menolak dengan keras. Dia akan tetap hidup bersahaja. Kemudian syetan menggodanya dengan wanita yang mengajak berbuat zina. Meskipun sangat berat, namun kekuatan imannya mampu membendung hawa nafsu yang hanya memberikan kesenangan sesaat tersebut. Sang Alim berhasil lolos. Kali ini syetan datang dengan cara lain, yakni menjadikan orang tuanya berseberangan pendapat dengan dirinya dalam banyak hal, sehingga memicu untuk bertengkar, namun lagi-lagi orang alim ini berhasil menyingkirkan nafsu amarahnya jauh-jauh, sehingga terhindar dari pertengkaran sengit dengan orang tua sendiri.

Gagal berulang, syetan tak kunjung menyerah kalah. Mereka menaawarkan minuman yang memabukkan. Awalnya orang alim ini menolak, karena tahu jelas agama melarangnya, hukumnya haram. Baik minum sedikit atau banyak, sama saja. Namun syetan terus membujuknya agar mencobanya sedikit saja, lagi pula kan tidak ada yang tahu. Janji syetan, kalau sudah minum sedikit syetan akan pergi dan tidak akan menggoda lagi. Orang alim mulai ragu, ketahanan imannya mulai goyah. Ia mencobanya sedikit meski dengan tangan bergetar. Syetan mulai tertawa girang. Menari-nari. Setelah itu, orang alim justru merasa kurang, dia minta lagi dan tambah lagi. Akhirnya ia mabuk berat, hilang kendali, hilang iman, hilang pertimbangan akal sehatnya.

Tidak lama berselang, dia melakukan perzinahan, membunuh orang tuanya yang berbeda pendapat tadi. Awalnya apa? Karena pengaruh miras. Artinya miras memang menjadi awal sebuah petaka. Baik untuk diri, keluarga, masyarakat dan lebih luas lagi adalah negara. Orang alim yang dikisahkan oleh Nabi tersebut, bisa saja kemudian menjadi diri kita, kalau tidak hati-hati. Naudzubillah Min Dzalik

Bagaimana agama memandang miras? Jika melihat sejarahnya, memang larangan untuk tidak minum miras, tidak langsung seketika. Melalui proses, berangsur-angsur. Hal ini disebabkan karena masyarakat jahiliyah waktu itu sudah sangat kelewatan dalam hal minum-minuman keras. Seolah miras sudah menjadi budaya. Kultur. Miras bukan lagi diminum, sampai untuk mandi. Begitu bejatnya masyarakat kala itu. Islam datang memberikan pencerahan.

Kita coba simak firman Allah berikut ini : Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya… (QS. Al-Baqarah : 219). Setelah turun ayat ini, para sahabat yang dulunya pemabuk sudah mulai mengurangi kebiasaan minum minuman keras. Namun, masih ada yang suka mabuk. Hingga suatu ketika ada sahabat yang mengimami shalat, bacaannya keliru karena mabuk. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (QS. An-Nisa’ : 43)

Sampai di sini, frekuensi interaksi dengan minuman keras (khamr) berkurang lagi. Lalu pada tahap terakhir Allah SWT menegaskan : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90). Saat itu pun, jalan-jalan di kota Madinah basah oleh arak dan berbau arak karena seluruh arak langsung dibuang. Minuman keras itu haram!

Minum minuman keras atau minuman beralkohol saat ini sudah mulai menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Entah untuk pesta atau perayaan tertentu. Menurut beberapa penelitian kesehatan, perilaku ini ternyata bisa membahayakan kesehatan.Ini adalah  efek buruk minum minuman keras bagi kesehatan kita.

Pertama, mabuk adalah salah satu efek yang paling umum dari minum minuman keras. Setelah mabuk biasanya diiringi dengan sakit kepala berat yang menyebabkanmuntah.

kedua, gangguan lever (organ hati). Terlalu banyak asupan alkohol di dalam tubuh mampu membahayakan lever Anda. Sebab alkohol memicu lever Anda untuk bekerja dengan keras dalam menyaring cairan tersebut. Lever Anda bisa bengkak dan mengandung banyak air di dalamnya. Bahkan sekitar 10-20% penyakit lever disebabkanolehkonsumsialkohol.

Ketiga membuat kecanduan. Minuman keras mudah sekali membuat seseorang menjadi kecanduan. Hal ini disebabkan karena minuman ini berhasil menciptakan sensasi tersendiri pada kesehatan psikologis Anda. Tentu saja kecanduan alkohol dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental Anda.

Keempat, menurunkan kesehatan mental. Minuman keras mampu memberikan efek yang buruk untuk kesehatan mental. Salah satunya adalah menurunnya fungsi dari otak, menurunkan kemampuan indera, meningkatkan risiko depresi dan frustasi.
(sumber boldsky.com.)

Untuk itulah mari kita hindarkan diri dari perilaku mabuk-mabukan. Karena Miras adalah awal sebuah petaka bagi masa depan diri, keluarga dan masyarakat, tidak hanya didunia tapi juga diakhirat yang kekal abadi. Sekian.

#Penulis, mengajar PPKn di SMP Muhammadiyah Turi Sleman DIY.opini pribadi

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!