Oleh : Dwi Jatmiko *)
SOLO, MENARA62.COM – Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan non akademik yang dimiliki sekolah. Bertujuan untuk mewadahi hobi dan meningkatkan skill siswa, serta melatih jiwa berorganisasi. Maka tak jarang kita temui, siswa yang kemampuan akademiknya biasa saja di kelas, namun memiliki kemampuan lebih di ekstrakurikuler. Misalnya yang berkaitan dengan jurnalistik cilik.
Ekstrakurikuler, seperti yang tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014 adalah “kegiatan kurikuler yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler”.
Ekstrakurikuler yang baik dijalankan dengan prinsip berikut ini: 1) individual, yakni selaras dengan potensi, minat dan bakat siswa 2) pilihan, yaitu siswa bebas memilih jenis ekstrakurikuler secara sukarela 3) keterlibatan aktif, yaitu siswa terlibat secara penuh dalam kegiatan yang ada 4) menyenangkan, artinya pembelajaran dilakukan dalam atmosfer yang riang gembira 5) etos kerja, maksudnya siswa dibangun untuk bersemangat dalam kerja yang baik dan tuntas, dan 6) kemanfaatan sosial, artinya kegiatan ekstrakuriluler bermanfaat bagi masyarakat.
Macam-macam ekstrakurikuler seperti Hizbul Wathan, Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Voly Mini, Tilawah, Musik/Vokal, Tari, Karawitan, Melukis/Mewarnai, Kewirausahaan, Dokcil, Speech and Debate, Olympiade Matematika, Olympiade IPA, Olympiade Bahasa Inggris.
Artinya, ekstrakurikuler memiliki peran yang tak kalah penting jika dibanding kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebab lewat ekstrakurikuler, kadang siswa menemukan nilai dan konsep dirinya, pada bidang keahlian yang mereka kuasai, yang tak terwadahi ketika di ruang kelas.
Siswa diajari cara meliput, wawancara, dan menulis berita. Kegiatan ini menjadi pengalaman menarik bagi siswa. Misal, jadwal ekstra kurikuler jurnalistik setiap Jumat pukul 12.55-14.05.
Ekstrakurikuler Jurnalistik Cilik bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak dalam menulis sebuah berita. Diharapkan mampu mewadahi kegemaran anak-anak dalam bidang jurnalistik.
Bila perlu sekolah bisa meminta bimbingan dari tutor yang memang konsen di bidang jurnalistik seperti wartawan atau mahasiswa jurnalistik. Jadi, kolaborasi sangat diperlukan untuk menghasilkan karya jurnalistik yang baik untuk membangun ekstrakurikuler jurnalistik cilik.
Guru mengontrol ke dalam sekolah, sementara tutor fokus membimbing siswa untuk menghasilkan karya yang memenuhi kaidah jurnalistik. Tentu akan lebih baik apabila terdapat guru yang memiliki kemampuan mengemas karya-karya siswa menjadi karya jurnalistik.
Jika dikaitkan dengan konvergensi media maka akan banyak sekali karya jurnalistik sekolah. Jadi anak-anak tetap dapat menjadikan dirinya sebagai Blogger, Youtube, dan Selebgram dengan difasilitasi oleh sekolah.
Materi Ekstrakurikuler Jurnalistik Cilik disusun dengan 60 persen kegiatan praktik dan 40 persen teori yang terdiri dari diskusi, pengenalan dasar 5W 1H, praktek penulisan, praktek pemotretan, pengenalan peralataan alat perekam dan penyusunan portofolio.
Ekstrakurikuler jurnalistik cilik berbasis kecerdasan majemuk sesuai prinsip Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang muaranya mampu memotret minat-bakat, dan gaya belajar yang menghasilkan majalah sekolah selesai tepat waktu.
Kemampuan jurnalistik cilik ini meningkatkan hasil belajar khususnya bahasa dan sastra Indonesia. Ditambah prestasi nonakademis saat mengikuti perlombaan yang relevan seperti lomba menulis cerpen, puisi, artikel, pidato, dan fotografi. Skill jurnalistik siswa dalam membuat film pendek/dokumenter juga dipakai oleh guru mata pelajaran terkait.
Pendidikan kita membutuhkan kesadaran sekaligus kesediaan para guru dan orangtua untuk terlibat secara aktif dan bertanggung jawab terhadap masa depan pendidikan anak-anak kita secara benar dan bertanggung jawab, anak hebat orantua terlibat.
Ada sekolah yang mengembangkan ekstrakurikuler dan secara bertahap mampu menunjukkan hasil-hasil pengembangan keberbakatan anak dalam rangka merealisasi sekolah para juara, salah satunya Sekolah Penggerak Perubahan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Jawa Tengah berhasil juara I Lomba Budaya Mutu Ekstrakurikuler Sekolah Dasar Swasta tingkat Nasional di Balikpapan, Kalimantan Timur (11-15/10/2016).
*)Guru Ekstrakurikuler Jurnalistik Cilik
Sekolah Penggerak SD Muh 1 Ketelan Solo