JAKARTA, MENARA62.COM — Barat dan Islam, Kategori Yang Problematis. Kedua istilah ini tidak sepadan.
Demikian pandangan Prof Azyumardi Azra dalam bedah buku Dunia Barat dan Islam, Cahaya di Cakrawala karya Sudibyo Markus yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Azyumardi mengatakan, ia teramat sering mengikuti diskusi dengan pengkategorian semacam ini, namun kalau mengikuti akademik secara ketat, memang tidak bisa dipergunakan.
“Istilah Barat dan Islam ini bermasalah, kategori yang tidak selaras, tidak aple to aple. Barat kategori geografis, Islam kategori keagamaan. Apalagi, sesungguhnya tidak ada pembelahan yang cukup ketat antara kategorisasi ini,” ujarnya yang juga mengatakan bawah ia dapat memahami apa yang dimaksudkan dalam pengkategorian Barat dan Islam itu.
Apalagi, menurut Azyumardi, orang-orang Islam di dunia barat jumlahnya cukup banyak. Bahkan, menurutnya, jumlah orang Islam yang tinggal di dunia barat semakin banyak.
“Memang ada Islamophia di dunia barat, atau ada sejumlah kasus pelecehan terhadap Islam di sana, namun orang-orang Islam yang ada di sana baik-baik saja,” ujarnya.
Sesungguhnya, menurut Azyumardi, konflik yang ada itu tidak berlangsung selamanya. Bahkan, menurutnya, lebih banyak suasana damai ketimbang konflik.
“Sifatnya kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak, namun lebih banyak damainya,” ujarnya.
BACA JUGA:Â Sudibyo Markus: Hentikan Perang yang Mengatasnamakan Agama! |
Sebelumnya, Prof Franz Magnis Suseno SJ mengatakan, hubungan antara Islam dan Kristiani, sesungguhnya tidak hanya dibentuk dalam konflik, namun juga dalam bentuk pertukaran budaya.
“Ini terkadang tidak banyak dilihat. Bahkan pengaruh itu juga dalam bentuk pemikiran. Di Universitas Paris terbentuk aliran filsafat Averroesisme dari pemikiran Averroes, nama latin dari Ibnu Rusyd. Dan itu terjadi pada saat banyak buku-bukunya dibakar di Cordoba,” ujarnya.
Sebelumnya, Sudibyo memaparkan tentang isi bukunya. Ia dengan gamblang menjelaskan tentang perjalanan konflik Islam dan dunia Barat yang terjadi dalam sepanjang sejarah peradaban.
Sinopsis buku
Sudibyo mengatakan, buku ini ingin melengkapi dari buku Konsili Vatikan II, Satu Pembaharuan Sikap Gereja Terhadap Islam yang diterbitkan Lembaga Peneliti dan Pengembangan Agama, PP Muhamadiyah, Pustaka Antara tahun 1978. Menurutnya, buku yang dibedah ini, juga merangkum dan menterhubungkan empat rangkaian tonggak sejarah penting. Tonggak yang mengantarkan manusia kepada modernitas dan jalan yang semakin mendekatkan manusia, khususnya umat beragama kepada perdamaian.
“Intinya, umat beragama harus sanggup menjadikan diri mereka sebagai instrumen bagi perdamaian,” ujar Sudibyo.