JAKARTA, MENARA62.COM – Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok Jakarta Hasrul mengingatkan virus Covid-19 bisa menular melalui produk pertanian. Karena itulah BBKP Tanjung Priok melakukan berbagai inovasi dan pembaharuan teknologi untuk mendeteksi berbagai penyakit atau virus produk pertanian.
“Balai Karantina Pertanian Tanjung Priok menjadi pintu strategis masuknya produk pertanian dari negara lain. Jika sampai kecolongan atau kebobolan maka bisa fatal akibatnya, bisa menyebar ke seluruh negeri,” kata Hasrul saat Ngobras bersama media dengan tema Pengguatan Informasi dan Komunikasi Menuju BBKP Tanjung Priok Sebagai Etalase Karantina Pertanian lndonesia”, Rabu (5/5/2021).
Hasrul mengatakan selama ini orang lebih fokus mencegah penularan virus corona dari manusia ke manusia. Tetapi produk pertanian dari negara lain kurang menjadi perhatian. Padahal melalui produk pertanian virus corona bisa dengan mudah masuk ke Indonesia.
Karena itu, BBKP Tanjung Priok terus meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran virus corona melalui produk pertanian yang datang dari luar negeri ini. Pemeriksaan baik dokumen maupun fisik benar-benar dilakukan secara detail termasuk uji lab menggunakan teknologi yang modern.
Selain itu pihaknya juga akan fokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menciptakan SDM yang berkompoten, telah dilakukan berbagai pelatihan sehingga menciptakan tim yang solid dan berintegritas. Evaluasi dan pelatihan dilakukan secara berkala dapat meningkatkan kinerja dan profesionalitas pegawai.
“SDM yang berkompeten dan profesional menjadi benteng terdepan dalam mencegah masuk dan tersebarnya hama maupun penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Dengan proses yang tersertifikasi, kami menguji setiap sampel media pembawa dengan teliti demi melindungi sumber daya alam, petani,” lanjut Hasrul.
Lebih lanjut Hasrul mengatakan bahwa dukungan sarana dan prasarana juga tak kalah pentingnya untuk menjamin hasil uji laboratorium yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi, laboratorium Karantina Pertanian Tanjung Priok terus berupaya menjaga NKRI dari ancaman HPHK dan OPTK serta memastikan produk pertanian bebas dari HPHK dan OPTK sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor.
“Hasil pengujian laboratorium sangat penting karena digunakan sebagai dasar ilmiah dalam menentukan kebijakan dan tindakan karantina selanjutnya. Sebagai salah satu inovasi pelayanan kami, keberadaan Laboratorium Keliling (LabLing) diharapkan dapat mempersingkat waktu pemeriksaan tanaman hias mengingat potensi ekspor yang dimiliki tanaman hias Indonesia,” tegas Hasrul.
Menurutnya, untuk mempercepat kinerja pihaknya harus menyempurnakan aturan teknis kekarantinaan dibawah koordinasi Balai Besar Tanjung Priok sebagai garda terdepan karantina Indonesia. Contohnya, baru-baru ini muncul kasus Jahe yang dimusnahkan, karena tidak sesuai prosedur teknis maupun legal.
“Jadi implementasi teknis permentan harus diterapkan sungguh-sungguh. Pemusnahan jahe impor beberapa waktu lalu, bukan karena terkait milik siapa? Tetapi semata-mata mematuhi aturan, prosedur,” tambahnya.
Meski begitu, Hasrul menambahkan didalam implementasi aturan kekarantinaan perlunya dukungan semua pihak. Masyarakat juga berperan penting dalam mengawal kebijakan karantina.
“Perlu dipahami bersama, kita tidak boleh lengah karena penyebaran penyakit bisa begitu gawat, apalagi melanda wilayah Jakarta. Oleh karena itu semua stakeholders diharapkan tergerak untuk mengambil peran masing-masing, dalam menjaga berbagai potensi yang tidak menguntungkan,” tutupnya.