26.2 C
Jakarta

Belajar SBdP di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Lebih Menyenangkan dengan Model Project Based Learning (PjBL)

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Dalam peningkatan kreativitas dan motivasi belajar di kelas, pemilihan model pembelajaran menjadi sangat penting. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan memicu berbagai permasalahan yang terjadi di dalam kelas.

Model Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu pengelolaan pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam rangka meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar murid. PjBL dibangun atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, sehingga memberikan tantangan bagi murid untuk dipecahkan secara berkelompok.

Widardiyanto Kurnia Fachruddin, guru mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menerapkan model pembelajaran PjBL dalam materi jenis-jenis alat musik berdasarkan sumber bunyi, fungsi, dan cara memainkannya, Selasa (14/2/2023).

Menurut Fachruddin, PjBL merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas, di mana murid secara berkelompok dapat bebas dalam merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek, dan menghasilkan produk kerja yang bisa dipresentasikan di depan kelas.

“Model PjBL adalah pembelajaran yang menikberatkan pada masalah sehari-hari dan melatih murid untuk berfikir kritis,” ujarnya.

Selanjutnya, Fachruddin mengungkapkan enam langkah pembelajaran pada model PjBL. Langkah pertama, penentuan pertanyaan mendasar. Dalam kegiatan ini guru mengajukan pertanyaan pemantik. “Sudahkah kalian mengenal jenis-jenis alat musik?” “Dalam praktik di lingkungan sekitar, pernahkah kalian melihat gambar atau video terkait jenis-jenis alat musik secara langsung ataupun di media?”

Langkah kedua, mendesain perencanaan projek. Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok berjumlah empat anak yang heterogen. Murid mempersiapkan diri, meliputi persiapan alat, bahan, media, dan sumber yang dibutuhkan.

Langkah ketiga, menyusun jadwal pelaksanaan projek. Guru dan murid membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan produk dan menyusun jadwal penyelesaian projek dengan waktu yang telah ditentukan bersama selama 10 menit. Projek direncanakan selesai dalam tiga pertemuan pembelajaran.

Langkah keempat, memonitor keaktifan dan perkembangan projek. Murid melakukan pembuatan projek tentang jenis-jenis alat musik. Bahan dan alat dapat disiapkan murid dari rumah dalam setiap kelompok. Sesuai dengan langkah-langkah yang sudah disampaikan oleh guru. Guru selanjutnya memantau keaktifan murid selama melaksanakan projek dan membimbing jika murid mengalami kesulitan.

Langkah kelima, menguji hasil. Pada langkah ini, guru bersama murid berdiskusi. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan yang akan dipaparkan di depan kelas.

Langkah keenam, evaluasi pengalaman belajar. Setiap kelompok mempresentasikan secara bergantian dan menjelaskan hasil produk yang telah buat. Guru menanggapi hasil dan memberi apresiasi.

Menurut salah satu murid kelas IV, Nismara Pragya Chedrina Agung, kegiatan pembelajaran SBdP menjadi sangat menyenangkan.

“Pembelajarannya sangat menyenangkan, karena langsung membuat projek dan seru karena kelompok saya dalam membuat projek paling besar dan banyak artikel yang terkumpul,” ungkapnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!