32.2 C
Jakarta

Pameran Lukisan 72 Tokoh & 7 Presiden Berlangsung Meriah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Pameran Lukis dan Tulis 72 Tokoh Indonesia & 7 Presiden RI yang digelar Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Pameran yang digelar di Epiwalk Epicentrum, Kuningan Jakarta Selatan hingga 17 Agustus tersebut dibuka resmi oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, Jumat (11/8).

Hadir dalam pembukaan tersebut Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno, sejumlah pejabat dari Kemendikbud, Kemenkop UMKM, Kemenhub, tokoh Muhammadiyah, juga ahli waris sejumlah tokoh.

Dalam sambutannya, Prof Dadang mengatakan pameran lukisan tokoh-tokoh Indonesia yang digagas Uhamka perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi. Sebab tampilnya tokoh-tokoh yang ada dalam lukisan maupun tulisan dari berbagai generasi dan zaman tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negeri dengan keragaman.

“Pelajaran yang bisa kita petik adalah bahwa kita ini majemuk, sehingga kita harus saling hormat menghormati. Mari buka pikiran kita untuk menampilkan Islam yang moderat yang menghargai keberagaman,” jelas Prof Dadang.

Menurutnya dengan melihat lukisan dan kisah tulisan para tokoh yang ditampilkan dalam ajang pameran ini, maka kita bisa meneladani perjuangan mereka. Dimana para pahlawan dan tokoh bangsa memiliki dua sifat utama yakni ikhlas dan ikhsan. Iklas untuk berjuang demi membela negara, dan ikhsan karena apa yang mereka perjuangkan telah melampaui yang menjadi kewajiban.

“Mereka rela mengorbankan nyawa demi negara. Semangat inilah yang sekarang perlu ditumbuhkan pada generasi muda,” tambah Prof Dadang.

Jaman memang sudah berbeda. Era globalisasi telah membuat rasa cinta tanah air generasi muda semakin berkurang. Dan inilah yang menjadi tanggungjawab para orangtua untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anak-anaknya.

Pembukaan pameran lukisan 72 tokoh yang digelar Uhamka. (inung)

Sementara itu Rektor Uhamka Prof Suyatno mengatakan saat ini banyak generasi muda yang lupa bahkan tak kenal dengan tokoh-tokoh dan pahlawan. Padahal dengan memahami mereka, maka kita akan paham sejarah dan pada akhirnya menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Karena itu sebagai bagian dari kontribusi Uhamka terhadap bangsa dan negara, pihaknya menggagas pameran lukisan 72 tokoh dan 7 presiden. Pemilihan 72 tokoh tersebut disesuaikan dengan tahun peringatan kemerdekaan RI yang memasuki tahun ke-72.

“Tokoh yang kami lukis dan pamerkan mewakili segala jaman, mulai dari jaman penjajahan, pra kemerdekaan, kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga reformasi,” jelas Suyatno.

Beberapa tokoh diantaranya adalah Laksamana Malahayati, Sultan Hasanuddin, Sultan Ageng Tirtayasa, Pattimura dan lainnya mewakili zaman VOC. Lalu era tahun 1908 hingga Kebangkitan Nasional ada tokoh HOS Tjokroaminoto, dr Wahidin Sudirohusodo, dr Ciptomangunkusumo, KH Ahmad Dahlan, M Husni Thamrin, Ki Hajar Dewantara dan lainnya.

Mewakili era kemerdekaan seperti Bung Tomo, Soedirman, Tan Malaka, Haji Agus Salim, M Yasin dan lainnya. Kemudian ada tokoh-tokoh era Pemerintahan Presiden Soekarno seperti Mohammad Hatta, Wilopo, Frans Seda dan lainnya. Era Presiden Soeharto ada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Harmoko, Wiranto, Adam Malik dan lainnya.

Tokoh-tokoh era reformasi seperti Amien Rais, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla dan Boediono. Ada juga presiden masa darurat yakni Syafruddin Prawiranegara dan Assat yang selama ini tidak banyak diketahui masyarakat.

Even pameran lukisan dan tulisan tersebut menampilkan 80 lukisan dari 72 tokoh Indonesia berbagai zaman. Lukisan karya Soheib Toyaroja beraliran realis-ekspresif bertehnik palet akan didisplay megah dan baik. Obyek yang ditampilkan terdiri dari 72 tokoh, 7 presiden, dan satu masterpeace pameran yang menampilkan lukisan 7 presiden dalam suasana mengobrol santai diatas kanvas berukuran 300 cm x 500 cm.

Bambang Sulistomo, putra dari pahlawan Bung Tomo mengaku terharu dengan even ini. Ia berharap lukisan dan tulisan yang dipamerkan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-72 tersebut bisa menginspirasi generasi muda akan perjuangan para pahlawan dan para tokoh yang ada.

“Mereka adalah saksi bagaimana negeri ini dilahirkan, diperjuangkan, dan dibangun. Apakah cita-cita mereka tentang Pancasila sudah berhasil diwujudkan, rasanya belum semua. Dan menjadi kewajiban kita untuk terus melanjutkan cita-cita dan perjuangan para pendiri negara ini,” kata Bambang.

Ke-80 lukisan 72 tokoh dan 7 presiden RI tersebut terbuka untuk umum dan bisa dibeli oleh kolektor lukisan yang berminat. Termasuk buku berjudul Perjuangan Menjadi Indonesia Bukan Darah Sia-Sia setebal 953 halaman yang merupakan tulisan kisah dari setiap lukisan.

Muhammadiyah sendiri berencana menjadikan lukisan-lukisan dan buku tersebut sebagai bagian dari koleksi Museum Muhammadiyah yang kini sedang dibangun di Kota Yogyakarta.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!