JAKARTA, MENARA62.COM– Lazismu bersama Menteri Sosial RI, Kofifah Indar Parawansa, menyerahkan bantuan kepada Subehi dan ibunya, Purwanti, di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak, Rambu Apus Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2017). Bantuan tersebut berupa beasiswa dan paket school kit guna mendukung serta memberikan semangat pada Subehi agar terus tetap semangat dalam menuntut Ilmu.
Nama Purwanti dan anaknya Subehi dikatakan Adi Rosadi, Manager Program Lazismu, mencuat ke berbagai media lantaran kehidupan mereka yang memprihatinkan dan serba kekurangan namun masih memiliki semangat, ketegaran dan jiwa pantang menyerah.
“Awal mencuatnya nama ibu Purwati adalah pada saat anaknya yang diasuh orang dan bersekolah di Yayasan Hamba Yogyakarta bernama Monica lulus seleksi untuk berangkat ke Kanada untuk menghadiri 8th Milestones of a Global Campaign for Violence Prevention Meeting di Ottawa pada 19-20 Oktober 2017, setelah mengirimkan artikel tentang mengakhiri kekerasan anak,” kata Adi.
Hal inilah yang membuat Lazismu tergerak dan ikut andil mensuport kebutuhan Subehi (adik Monica) agar ia termotivasi kakaknya yang bisa berangkat keluar negeri.
Purwati tidak memiliki tempat tinggal tetap. Untuk tidur, ia harus berpindah-pindah di bawah kolong jembatan, emperan rumah orang, dan lain-lain. Sedang aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dilakukan dengan berjualan kopi keliling.
Karena kondisi yang demikian itu maka Purwanti sangat sulit ditemukan keberadaannya. Setelah ditemukan ternyata Purwati hidup bersama anaknya yang bernama Subehi, yang juga masih bersekolah.
“Walau dengan keterbatasan, ibu Purwati tidak mau meminta-minta untuk kebutuhan hidup dan sekolah anaknya,” lanjut Adi.
Melihat kondisi mereka seperti itu Kemensos bersama Lembaga Sosial lainnya tergerak hati atas kondisi Purwanti dan anaknya. Kemensos kemudian memberi kepedulian dengan harapan bisa menjadi contoh atau motivasi bagi masyarakat luas.
Adi menambahkan Subehi tergolong anak yang kreatif dan sangat sayang sekali kepada Ibunya. Ia memutuskan membantu ibunya berdagang kopi usai sekolah dan menolak tidur di Panti Asuhan karena tidak ingin mmebiarkan ibunya tidur berpindah-pindah tempat sendirian.
Dari Menteri Sosial Subehi juga menerima seragam sekolah, tas sekolah, perlengkapan alat tulis, sepatu, baju sehari-hari, dan perlengkapan menggambar. Sementara Purwanti mendapat mukena, sajadah, Al-Quran, sandal, dan baju (sehari-hari).