26.2 C
Jakarta

BIN Tegaskan Pasukan Khusus Rajawali Hanya Nama Sandi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Intelijen Negara (BIN) membantah punya pasukan atau skuad khusus layaknya pasukan elite pada TNI dan Polri.

Deputi VII BIN Bidang Komunikasi dan Informasi Wawan Hari Purwanto mengemukakan hal itu dalam perbincangan di kantornya di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/9/2020).

Mantan Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu mengatakan Pasukan Khusus Rajawali yang sempat heboh diperbincangkan itu sesungguhnya kode sandi bagi Pendidikan Intelijen Khusus (Dikintelsus) yang diikuti para personel BIN yang bertugas di lapangan dengan medan khusus yang menantang. Dikintelsus dengan kode sandi Pasukan Khusus Rajawali itu ditutup berbarengan dengan acara Inaugurasi Peningkatan Statuta STIN dan Peresmian Patung Bung Karno Inisiator STIN di Plaza STIN, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020). Keberadaan “pasukan khusus” ini ramai diperbincangkan setelah muncul unggahan dari seorang politisi tingkat tinggi di Senayan.

Menurut Wawan, penutupan Dikintelsus selalu diwarnai dengan atraksi ketrampilan baik bela diri, penguasaan teknologi informasi (TI), bahan peledak, ketrampilan penggunaan senjata, dan simulasi mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang membahayakan keamana dan keselamatan negara dan masyarakat.

“Ini bukan pasukan dalam arti unit khusus tersendiri, melainkan Kepelatihan Intelijen Khusus yang diberikan kepada Personil BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri). Pelatihan khusus semacam itu diberikan agar personel BIN memahami tugas dan dinamika di lapangan sehingga mampu menghadapinya. Materinya antara lain intelijen tempur, taktik dan teknik intelijen di medan hutan, perkotaan, dan lain-lain,” kata Wawan.

Dia menjelaskan pelatihan tersebut dilaksanakan antara lain berdasarkan evaluasi terhadap hasil operasi satuan tugas (satgas) di wilayah konflik Papua. Dalam operasi satgas di Papua itu, personil BIN ada yang gugur dan terluka.

Pendidikan tersebut, tambah Wawan, ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi tugas khusus yang berat dan medan sulit. Setelah selesai pendidikan mereka diterjunkan untuk  tugas klandestin di berbagai sasaran yang menjadi titik ATHG. Mereka terjun seorang diri ataupun bekerja dengan tim kecil (satgas).

Keterampilan para komando

“Peserta Dikintelsus Ini tidak dibentuk menjadi pasukan tetapi mereka akan terjun secara individual atau mandiri di wilayah tugas. Jadi, ini bukan pasukan tempur, meskipun latihannya adalah latihan para komando.”

Wawan menegaskan BIN biasa mengadakan diklat seperti itu guna menciptakan insan intelijen yang tangguh agar mampu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, serta menjaga keselamatan 267 juta rakyat Indonesia. Setelah selesai pendidikan mereka  kembali ke unit tugas masing- masing sesuai tupoksinya.

Atraksi penutupan pendidikan adalah simulasi hasil pendidikan yang mencerminkan ketangguhan skill, spirit, dan stamina. Selain itu juga terbentuk keberanian, wawasan dan pendekatan personal yang baik dan dibarengi kecepatan bertindak jika muncul ATHG.

“Jadi tidak ada Pasukan di BIN, Penamaan Pasukan Khusus Rajawali adalah kode sandi pendidikan yang selalu berubah kodenya di setiap jenis pendidikan.” (Nic)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!