NGANJUK, MENARA62.COM – Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, mengajak keluarga Indonesia untuk menyelamatkan anak-anak dari ancaman stunting. Saat ini satu dari empat anak yang lahir di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini dapat berdampak pada generasi penerus bangsa di masa depan, dengan kondisi stunting anak-anak akan sulit untuk bermain dan belajar, serta mempengaruhi kualitas kesehatan mereka di masa depan.
“BKKBN telah melakukan penajaman target sasaran intervensi untuk melakukan percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia. Adapun upaya ini meliputi intervensi terhadap calon pengantin, janin dan bayi dalam 1.000 hari pertama kehidupan pada masa ibu hamil dan masa pasca persalinan. Dalam pelaksanaannya, kami menggandeng seluruh pihak terkait mulai dari pemerintah hingga lapisan masyarakat,” kata Hasto saat menghadiri acara peluncuran Pil KB Bagi Ibu Menyusui dalam Mendukung ASI Eksklusif Guna Mencegah Stunting berlangsung di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (19/1).
Hasto menerangkan Pil KB Progestin atau Pil KB untuk ibu menyusui bisa menjadi salah satu obat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman untuk dikonsumsi sebab pil KB ini hanya mengandung hormon progesterone yang merupakan salah satu hormon yang bermanfaat dalam membantu produksi ASI.
Hasto mengungkapkan Kabupaten Nganjuk dipilih menjadi lokasi kegiatan dikarenakan kontribusi aktif dan peran dari semuanya baik kader KB, sukarelawan, Kepala Daerah dan masyarakat.
“Nganjuk menjadi percontohan nasional. Stunting di Kabupaten Nganjuk rendah yaitu 9 persen, masyarakatnya disini biasa, ekonominya juga biasa dan angka stuntingnya rendah. Inikan luar biasa,” tuturnya.
Sementara itu, Plt. Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi menerangkan memaparkan jumlah stunting yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dijelaskan Marhaen Djumadi, pada tahun 2018 stunting jumahnya mencapai 16,1%. Kemudian tahun 2019 turun menjadi 11,48%, selanjutnya di tahun 2020 jumlahnya tingga 11,01% dan pada tahun 2021 kemartin jumlah stunting tinggal satu digit atau 9,63%.
“Komitmen Pemkab Nganjuk terhadap KB lebih fokus pada stunting, ini dibuktikan dengan adanya tiga tim pendamping keluarga di setiap desa sehingga totalnya mencapai 2.550 kader KB di Kabupaten Nganjuk,” ungkap Marhaen.
Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi mengapresiasi Pemkab. Nganjuk yang bisa mencapai angka Stunting diangka 9 persen. “Dibawah kepemimpinan bapak Bupati, Stunting bisa teratasi, diangka 1 digit. Melampaui target pak Presiden 14 persen,” terang Kusnadi.
Kusnadi juga menerangkan stunting di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi, dan diharapkan ditahun 2024 bisa memenuhi standar WHO, mencapai 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia. “Dengan pencapaian melebihi target Presiden, Kabupaten Nganjuk bisa jadi percontohan di wilayah Jawa Timur,” pungkas Kusnadi.