MALANG, MENARA62.COM– Penggunaan dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar serta mahasiswa di kota Malang, cenderung meningkat. Seperti halnya kasus ganja di tahun 2015 yang diungkap 6 kilogram, di tahun 2016 menjadi 9 kilogram, sabu dari 0,5 kilogram menjadi 1 kilogram dan extacy dari 130 butir menjadi 360 butir.
Oleh sebab itulah pihak BNN kota Malang gencar melakukan tes urine. Seperti yang dilakukan hari ini, Senin (9/1/2017) yang diadakan di SMA Laboratorium kota Malang. Kepala BNN Kota Malang, AKBP Bambang Sugiarto mengatakan jika setidaknya 15 persen pelajar di sekolah yang ada di kota berjuluk kota pendidikan ini, terindikasi pengguna narkoba.
“Pelajar dan mahasiswa ini, adalah generasi penerus bangsa dan harus terbebas dari aneka macam narkoba. Oleh sebab itulah, setiap diminta pihak sekolah untuk menggelar tes urine, kami selalu siap,” ujarnya.
Yang paling mengkhawatirkan, lanjut Bambang, yaitu untuk narkoba jenis pil koplo, karena harganya relative murah dan bisa menyasar siswa, yang berlatar belakang keluarga kurang mampu. “Kalau sabu atau ganja mungkin mahal, sehingga uang saku mereka tidak cukup. Pil koplo ini bisa diperoleh dengan harga seribu rupiah saja per butir,” urainya.
Ditambahkan Bambang, bahwa modus-modus seperti harus diwaspadai oleh semua kalangan, khususnya para orang tua dan sekolah. “Dengan harga murah, jika seseorang sudah kecanduan, maka nantinya akan menjadi pengguna yang lebih besar lagi. Tes urine seperti ini akan terus dilakukan BNN di tiap sekolah maupun perguruan tinggi, guna menekan peredaran narkoba,” jelasnya.(Achmad Saiful Affandi)