JAKARTA, MENARA62.COM – BNPB dan Yayasan Peta Bencana meluncurkan platform PetaBencana.id secara nasional sekaligus menandai dimulainya Kompetisi #112Challenge. Peluncuran PetaBencana.id yang didukung oleh PLN dan BRI ini merupakan wujud kegiatan nasional kesiapsiagaan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo membuka acara tersebut pada Selasa (11/2) di Ruang Serba Guna Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, Jakarta Timur.
Lebih dari 125 organisasi di 56 kabupaten/kota dan 17 provinsi di Indonesia berpartisipasi dalam kompetisi skala nasional tersebut, di mana warga mensimulasikan pelaporan banjir dan pembagian informasi real-time melalui PetaBencana.id yang menggunakan mitra data dari MapBox, Twitter, qlue, dan PasangMata detik.com.
Dalam sambutan pembukaan, Direktur PetaBencana.id Nashin Mahtani menyampaikan bahwa PetaBencana.id adalah platform yang terbuka dan gratis dalam menyediakan informasi bencana real-time dan komunikasi transparan antara warga dan lembaga pemerintah, untuk mengurangi risiko dan mempercepat waktu tanggap darurat.
Platform online ini memanfaatkan penggunaan media sosial untuk memilah informasi bencana dari warga di lokasi bencana, yang memiliki informasi paling mutakhir, dan menampilkan informasi ini langsung dalam peta berbasis web.
“Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dari berbagai sumber data ke dalam satu platform yang kokoh, PetaBencana.id dapat menghasilkan gambaran yang komprehensif dari kejadian bencana, dan memungkinkan warga, lembaga kemanusiaan, dan instansi pemerintah untuk membuat keputusan berbasis informasi yang memadai pada keadaan darurat,” tambah Nashin.
Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa dalam menyikapi bencana, kita dapat membantu sesama untuk mengetahui situasi terkini sehingga kita dapat bersama-sama mengurangi risiko bencana.
“Tidak mungkin pemerintah melakukan sendiri dalam menginformasikan kepada masyarakat. Tetapi peran serta mereka dalam memberikan informasi sangat penting,” kata Doni dalam peluncuran Petabencana.id.
Dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat ini, lebih dari 125 sekolah, BPBD, lembaga non-pemerintah, dan bisnis di Indonesia secara bersamaan menggelar mural bertemakan bencana di komunitas masing-masing sebagai bagian dari #112Challenge. Mereka mengajak teman, keluarga, tetangga, dan komunitas di sekitar untuk berfoto dengan mural dan mem-posting laporan simulasi bencana ke platform PetaBencana.id.
Terhitung saat ini, semua penduduk Indonesia bisa mengirimkan laporan bencana dengan mencuit @petabencana, mengirim pesan facebook ke @petabencana, atau mengirim pesan telegram ke @bencanabot. Pemerintah juga memantau peta tersebut untuk mengukur situasi dan respon yang sesuai, juga dapat menampilkan kondisi terkini pada peta untuk memperingatkan warga tentang kondisi bencana.
Menanggapi peluncuran platform skala nasional tersebut, Agus Wibowo, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, “Transparansi platform ini menyediakan keterbukaan akses pada informasi darurat yang dibutuhkan untuk membuat keputusan bagi warga, organisasi komunitas, lembaga kemanusiaan, dan lembaga pemerintah, sehingga membangun kolaborasi dan respon yang terkoordinasi dalam kejadian bencana di seluruh wilayah Indonesia.”
Sejak tahun 2013, PetaBencana.id sudah digunakan oleh jutaan pengguna di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) serta kota besar lain seperti Kota Bandung, Semarang dan Surabaya. Yayasan Peta Bencana mengembangkan platform tersebut dan memenangkan beberapa penghargaan seperti United Nations Public Service Award 2019. Palang Merah Internasional juga merekomendasikan proyek ini sebagai model untuk partisipasi masyarakat dalam respon bencana.
Mengacu pada bukti bahwa pengumpulan, pembagian dan visualisasi data berbasis komunitas telah mengurangi risiko bencana dan membantu upaya pertolongan, pada tahun 2020 platform ini akan berekspansi untuk mendukung seluruh Indonesia. Selanjutnya, masih di tahun yang sama PetaBencana.id juga akan mengembangkan mekanisme laporan dengasn menyertakan laporan bencana lain, termasuk gunung api, gempa bumi, angin kencang, dan kebakaran hutan dan lahan.