YOGYAKARTA, MENARA62.COM
Gustiasih Mahasiswa Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ketua Majelis Kesehatan di PCA Kapanewon Seyegan Sleman,
Di sudut Jogjakarta, terdapat sebuah desa bernama Susukan Margokaton yang terletak di kapanewon Seyegan, kabupaten Sleman. Di sana, kita menemukan kisah seorang ibu bernama Dhian Navitri (41), dengan tiga orang anak.
Bunda Dhian adalah seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam persyarikatan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah di kapanewon Seyegan. Ia selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan ber’Aisyiyah di lingkungan tempat tinggalnya.
Tidak hanya menjadi pilar keluarga, Bunda Dhian juga sosok yang berdedikasi dalam mendidik agama islam kepada putra putrinya. Keistimewaannya terletak pada metode pendidikan agama islam yang unik dan kreatif, yaitu menggunakan boneka yang dapat berbicara dengan suara khas beliau.
Boneka tersebut diberi nama Pinky. Di era digital ini, Bunda Dhian mencoba berinovasi dengan menarik perhatian anak-anak dan orang tua untuk sejenak beralih dari dunia digital dengan cara berdongeng bersama Pinky.
Dengan kecintaannya pada agama islam dan keinginannya menyebarkan nilai-nilai kebaikan ajaran islam, Budhi panggilan akrabnya mulai mengenalkan boneka Pinky di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) di desa, Susukan. Dengan penuh semangat, anak-anak mendengarkan setiap ucapan dan cerita yang disampaikan oleh Budhi dan Pinky.
Pinky, yang selalu menemani Budhi, berhasil mencuri perhatian banyak orang tua dan anak-anak dengan kisah-kisah islami yang penuh makna. Boneka pinky, dengan rambut merah muda dan senyum cerahnya, menjadi teman setia Budhi dalam setiap sesi mendongeng.
Dengan boneka ini, Budhi berhasil menghidupkan kisah-kisah Nabi, sahabat Rasulullah, serta cerita-cerita dari Al-Qur’an yang sarat dengan nilai moral dan ajaran agama Islam. Anak-anak sangat antusias setiap kali melihat Pinky, ujar Budhi. Mereka lebih mudah memahami dan mengingat cerita-cerita islami ketika disampaikan melalui boneka yang mereka suka.
Bermula dari dakwah di TPA, kini Budhi mulai diundang di sekolah taman kanak-kanak maupun yayasan yang bergerak di dunia anak-anak di sekitar kabupaten Sleman. Pinky selalu ikut bersamanya. Budhi dan Pinky selalu menceritakan kisah-kisah yang mengajarkan kejujuran, kesabaran, keberanian, dan cinta kepada sesama dengan penuh kasih.
Salah satu cerita favorit anak-anak adalah kisah “Uwais Al-Qarni yang menggendong sang Ibu hingga ke Tanah Suci”. Anak-anak sangat senang mendengarkan kisah ini dan terharu menghayati cerita dari Budhi dan Pinky. Mereka terhanyut dalam alunan suara Pinky yang ringan dan lembut. Budhi juga senang melihat anak-anak dengan serius menyimak.
Kisah Budhi dan Pinky ini tidak hanya menginspirasi bagi anak-anak, tetapi juga ibu-ibu di desa tempat tinggalnya. Mereka terinspirasi melihat bahwa dakwah tidak harus selalu dilakukan dengan cara konvensional, tetapi bisa juga dengan cara yang menarik dan menyenangkan.
Budhi berharap dapat terus mendidik anak-anak melalui kisah-kisah Islami. “Saya percaya bahwa nilai-nilai agama yang ditanamkan sejak dini akan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan dating dan dengan Pinky, saya ingin membuat pembelajaran agama Islam menjadi menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak dan bagi generasi penerus bangsa, sehingga akan menjadikan generasi yang berakhlakul karimah, Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur” tutur Dian.
Dari kisah Budhi dan Pinky marilah berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan seperti dalam firman ALLAH SWT dalam Q.S. Al-Baqarah, 2: 148
وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.