JAKARTA, MENARA62.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan sekolah harus menjadi rumah yang aman (safe house) bagi siswa untuk belajar, untuk bertanya, untuk berkreasi, untuk bermain, juga bersosialisasi. Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka Kongres PGRI XXIII yang berlangsung di Grand Sahid Hotel Jakarta pada Sabtu (2/3/2024). Kongres yang diikuti sekitar 4.000 guru baik secara luring maupun daring tersebut dihadiri Menag Yaqut Cholil, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Plt Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi dan Ketua Umum PGRI Prof Unifah Rosyidi.
“Lingkungan sekolah yang aman dan yang nyaman amat penting untuk mencetak siswa yang unggul,” ungkap Presiden.
Jokowi mengaku sangat khawatir dimana akhir-akhir ini terjadi kasus-kasus bullying, perundungan, kekerasan, pelecehan di lingkungan sekolah, bahkan ada yang sampai memakan korban jiwa. “Ini tidak boleh terjadi, jangan biarkan berlarut-larut dan sekolah harus menjadi rumah yang aman bagi siswa,” lanjutnya.
Menurut Presiden, guru menjadi ujung tombak terpenting untuk menciptakan sekolah yang nyaman bagi siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak didik. “Saya menaruh harapan besar kepada bapak ibu guru. Jangan sampai ada siswa yang ketakutan di sekolah, jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah, tidak betah di sekolah,” tegas Presiden.
Ia juga menekankan pentingnya pencegahan dengan mengutamakan hak-hak anak-anak pada kasus-kasus perundungan. Jangan sampai ada kasus perundungan yang ditutup-tutupi demi menjaga nama baik sekolah. “Saya kira yang terbaik adalah menyelesaikan untuk kemudian memperbaiki,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas, kesempatan besar untuk melompat menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan nasional ke depan. Perhitungan Indonesia menjadi negara maju bukan berasal dari perhitungannya, melainkan sejumlah lembaga nasional maupun internasional, seperti Bappenas, Organisatio Economic Co-operation Development (OECD), International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia.
“Indonesia ada peluang besar untuk meloimpak menjadi negara maju. Hati-hati jangan kita terjebak pada midle income trap,” kata Presiden.
Jokowi menekankan agar jangan sampai Indonesia seperti sejumlah negara di Amerika Latin yang masih terjebak menjadi negara berkembang sejak 1950-1970, bahkan ada yang masuk menjadi negara miskin. “Jangan sampai itu terjadi di negara kita Indonesia. Kita harus gunakan kesempatan ini untuk maju melompat menjadi negara maju, yaitu ketika kita mendapatkan yang namanya bonus demografi,” katanya.
Untuk melompat menjadi negara maju, kuncinya adalah kualitas dan produktivitas generasi mud akita. Oleh karena itu pendidikan dan Pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting baik dari sisi fiisik, skill maupun sisi karakter. “Terimakasih saya sampaikan lepada bapak ibu guru yang telah membekali para siswa dengan beragam ilmu pengetahuan dan budi pekerti,” jelas Presiden.
Pada akhir sambutan, ia mengapresiasi kolaborasi pemerintah dan PGRI untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru, serta menghasilkan generasi muda yang unggul dengan karakter kebangsaan yang kuat.
Senada juga disampaikan oleh Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi. Ia sepakat bahwa sekolah harus aman dari segala bentuk perundungan baik terhadap siswa maupun terhadap guru. “Sejak dulu PGRI sepakat sekolah harus bebas perundungan. Sekolah harus menjadi zona aman dan nyaman,” tegasnya.
Menurut Unifah, seringkali perundungan hanya fokus pada siswa didik. Padahal perundungan juga sering terjadi pada guru. Contoh sederhananya siswa mengolok-olok fisik guru.
Ia juga mengimbau semua guru untuk benar-benar memperhatikan wilayah sekolah agar terbebas dari perundungan.
Kongres PGRI XXIII berlangsung selama tiga hari yakni 1-3 Maret 2023. Dalam kongres tersebut selain akan dilakukan pemilihan pengurus PB PGRI untuk lima tahun periode berikutnya, juga disusun berbagai program kerja PGRI.