31.8 C
Jakarta

BULOG Jamin Stok Beras 600 Ribu Ton Aman Hingga Lebaran Nanti

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan total stok beras Bulog saat ini sebanyak 600 ribu ton, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) ini dinilai sangat cukup hingga bulan suci Ramadhan dan Lebaran. Sementara musim panen raya diperkirakan akan dimulai pada bulan Maret-Juni mendatang.

“Mudah-mudahan panen Maret-Juni itu produksinya besar. Jadi kita bisa serap 100 persen dari dalam negeri dengan jumlah yang banyak jangan sampai nanti gagal panen. Kita saling berdoa, kalau gagal panen karena alam tidak bisa disalahkan,” kata Budi Waseso, di Kantor Pusat Bulog, Jumat (20/1/2023).

Oleh karena itu, dirinya berharap produksi gabah atau beras pada musim panen Maret akan optimal sehingga penyerapan Bulog bisa dilakukan optimal. Sementara itu, proses importasi beras yang sebanyak 500 ribu ton dipastikan rampung bulan Februari.

Menurut Buwas, panggilan akrab Budi Waseso, Bulog bakal menyerap beras produksi petani hingga 1 juta ton pada musim panen raya nanti. Sementara itu, Buwas mengatakan Bulog tengah menggelontorkan cadangan beras dalam jumlah besar. Pada awal Januari, sedikitnya 100 ribu ton beras telah diguyur dalam operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia.

“Bulog saat ini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi,” ujarnya.

Permainan Mafia Beras

Mantan Kepala Bareskrim Polri ini mensinyalir adanya permainan mafia di perdagangan komoditas beras sehingga harga beras di pasaran menjadi sangat tinggi, dan melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah. Atas dugaan temuan ini, Buwas mengklaim telah melaporkan kepada Satgas Pangan.

”Satgas pangan saya kasih TO-nya (target operasi, red.), kemarin kita intervensi pasar kayak menggarami lautan, begitu Bulog masuk intervensi hilang. Ini pasti ada masalah. Pedagang bilang mereka tidak bisa beli langsung dari Bulog, jadi harga beli saja sudah mahal,” kata Buwas.

Dikatakan Buwas, modus mafia beras tersebut adalah menghalangi pedagang agar tidak membeli beras langsung dari Bulog. Sehingga, pedagang mendapatkannya dengan harga di atas Rp8.300 per kg (harga jual Bulog). Dengan demikian, seharusnya beras tersebut dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.400.

“Saya lepas Rp8.300 per kg beras impor premium, seharusnya ditangan konsumen Rp9.000, ternyata pedagang membeli dengan harga mahal,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf mengatakan  Satgas Pangan akan menulusuri laporan Perum Bulog terkait adanya mafia beras yang membuat harga beras mahal. Jika sudah teridentifikasi pelakunya, Satgas akan terlebih dahulu memberi peringatan tegas kepada oknum terkait, sebelum menindaknya secara hukum.

“Namun, apabila sudah diberikan peringatan, tidak bisa [mematuhi] dan tidak mau, kita harus lakukan penegakan hukum. Ada hal-hal khusus yang jadi target kami dan tentu akan dilakukan pendalaman,” kata Helfi

Satgas pangan meminta agar para pedagang melakukan tertib niaga dengan baik, sesuai dengan aturan. Menurut Helfi, jangan sampai perilaku oknum tersebut mengganggu kondisi ketersediaan pangan di masyarakat.*

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!