28 C
Jakarta

Bunda Ima: Hati-hati, Iklan Terapi Autis Marak

Baca Juga:

RIAU – Berikan ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Lab School gelar Festival Anak Autis se-Riau, Minggu (22/4).Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serindit Kompleks Gubernuran, Jalan Diponegoro, Pekan Baru tersebut dihadiri langsung oleh Bunda Anak Autis Indonesia, Dr. Imaculata Umiyati, S.Pd, M.Si.

Ia hadir tak sekedar ingin melihat bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus utamanya autis unjuk kebolehan di panggung.Imaculata yang akrab dipanggil Bunda Ima juga berkesempatan berbagai ilmu dengan keluarga anak autis tentang bagaimana mengasuh dan mendidik anak autis.

“Saya juga kasih support, semangat buat anak-anak autis. Mereka bisa kok punya prestasi,” kata Bunda Ima.

Hadir Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Arist Merdeka Sirait dan Ketua DPRD Provinsi Riau, Dra. Hj. Septina Primawati, MM.

Bunda Ima yang juga Pimpinan Imaculata Autism Broarding School menyampaikan bahwa peran orangtua sangat penting dalam pendidikan anak autis.

“Setiap orangtua harus memahami bahwa autis itu bisa diterapi. Tetapi bukan berarti bisa disembuhkan,” kata Bunda Ima.

Ia mengaku belakangan ini banyak iklan yang mempromosikan berbagai terapi jitu, bahkan jenis makanan yang konon bisa menyembuhkan autis.

“Saya ingin orangtua cerdas, sehingga  tidak mudah termakan buaian dan iklan-klan, misal makan jenis makanan tertentu bisa sembuah dan rayuan lainya,” imbuhnya

Sejak dirinya diangkat sebagai Bunda Anak Autis Indonesia oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI(KPPPA) pada peringatan Hari Anak Autis di Gedung Aula Kartini KPPPA beberapa waktu lalu, tugas yang diemban cukup berat. Tak sekedar mengajar mereka (anak autis), para terapis atau guru,  tetapi lebih dari itu yaitu melindungi anak autis seluruh Indonesia dari segala kekerasan, baik kekerasan malpraktek maupun terapi abal-abal.

Penulis Buku 1001 Cara Mengajarkan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan Khusus ini terus berupaya mengajarkan dan melatih orangtua maupun gurumenjadi terapis anak autis, denan metode yang efisien dan efektif.

“Saya ingin mengajakan metode-metode saya kepada semua, baik orang tua murid atau guru, karena itu saya berharap orang tua tidak beropini bahwa menjadi terapis auitis itu mahal. Saya bisa buktikan itu dengan pelatihan singkat,”tukas Bunda Ima.

Ia juga bertekad untuk menghenatikan praktik terapi abal-abal yang marak ditengah masyarakat yang sangat merugikan. Tentunya bekerjasama dengan  aparat kepolisian dan instansi terkait lainnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!