34.1 C
Jakarta

Muhammadiyah selenggarakan Seminar Internasional Satu Dekade Pengembangan Rumah Sakit Aman Bencana di Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau lebih dikenal dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dalam satu dekade terakhir telah menginisiasi hadirnya rumah sakit dan masyarakat aman bencana. Sejak tahun 2008, pascagempa bumi di Yogyakarta, MDMC memfokuskan pada peningkatan kapasitas rumah sakit dan mengintegrasikan dengan masyarakat yang berada di lingkar rumah sakit.

Menandai 10 tahun perjalanan menuju rumah sakit dan masyarakat aman bencana di Indonesia, MDMC menyelenggarakan seminar internasional “Comprehensive Safe Hospital: Policy and Practices in Indonesiadi Hotel Aryaduta Jakarta, (24/4/2018).

Seminar ini menghadirkan 11 pembicara dari lembaga berbasis kesehatan dan bencana. Lembaga-lembaga yang hadir sebagai pembicara, antara lain Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) Thailand, BNPB, WHO, Kementerian Kesehatan, Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM, RSUD dr. Iskak Tulungagung, dan Medecins Sans Frontieres (MSF).

Seminar terbagi dalam tiga panel, yang secara garis besar membicarakan tentang Standar dan Kebijakan Rumah Sakit Aman Bencana; Model dan Praktik Fasilitas Kesehatan yang Aman Bencana di Indonesia; dan Dukungan Rumah Sakit untuk Tim Medis Bencana.

Menurut Dr. Rahmawati Husein, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah yang juga Unsur Pengarah BNPB, tercatat dari 114 rumah sakit Muhammadiyah di Indonesia, baru 9 rumah sakit yang diberikan pendampingan rumah sakit aman bencana selama 10 tahun terakhir.

Konsep rumah sakit aman bencana dalam standar Muhammadiyah terdiri atas 4 standar dan 11 parameter. Rumah sakit dikatakan aman bencana apabila memenuhi standar-standar, yaitu memiliki sistem manajemen yang mampu bekerja dalam situasi darurat dan bencana; memiliki sumber daya manusia yang terlatih dalam bidang kebencanaan; memiliki struktur bangunan dan infrastruktur yang aman dari risiko kejadian bencana; dan memiliki kerjasama dan integrasi dengan instansi-instansi daerah dimana rumah sakit berada.

Selama 10 tahun ini, rumah sakit Muhammadiyah/’Aisyiyah yang sudah mendapatkan pendampingan kebencanaan tersebar di hampir seluruh pulau di Indonesia, yaitu RS PKU Muhammadiyah Palembang, RSIJ Pondok Kopi, RS Muhammadiyah Lamongan, RS PKU Muhammadiyah Bantul, RSIA Sitti Khadijah Makassar, RSI Aisyiyah Malang, RS Muhammadiyah Gresik, RS PKU Muhammadiyah Bima, dan RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya.

Dalam materinya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa secara kuantitas, rumah sakit Muhammadiyah lebih banyak jumlahnya daripada rumah sakit milik Kementerian Kesehatan. Senada dengan hal tersebut, BNPB mengakui bahwa Muhammadiyah sudah banyak membantu dalam upaya-upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di bidang kesehatan. (Aulia)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!