JAKARATA, MENARA62.COM – Bukan soal Felicitas Tallulembang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencecar BSI, melainkan terkait aliran dana di tahun 2020.
Anwar Abbas mempertanyakan aset Rp 8 ribu triliun milik BSI, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Bisnis itu sindir pola investasi.
Anwar Abbas membongkar betapa kecilnya kucuran dana dari BSI terhadap UMKM yang menyebabkan Muhammadiyah murka.
“Ternyata dari total dana BSI, bahwa hanya segelintir nasabah yang menikmati.” ungkapnya
“Dana perbankan itu ada sekitar 8 ribu triliun itu ya,” ujarnya seperti dikutip menara62.com dari YouTube Academics TV pada Minggu, 23 Juni 2024.
Usut punya usut, uang Rp 8 ribu triliun yang terbilang fantastis itu hanya sedikit yang disisihkan untuk UMKM.
“Hanya jatuh ke tangan 1,3 sekian persen orang yang ada di negeri ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Anwar Abbas mempertanyakan kemana larinya dana 98 persen yang lainnya.
“Ya dibiarkan cari solusi dari masalahnya sendiri, boro-boro diperhatikan,” sindirnya.
Bahkan, dari secuil aset yang diberikan untuk UMKM, tak semuanya dapat menikmati.
“Tau gak bagian UMKM mana yang dapat uangnya?,” ujarnya,
BSI diduga hanya memberikan fasilitas untuk usaha menengah dan mengabaikan usaha mikro.
“Bayangkan cuma usaha menengah dan usaha kecil saja yang dibiayai, lah terus bagaimana nasib usaha mikro?,” ungkapnya.
Alhasil polemik terkait otak BSI dalam memprioritaskan nasabah inilah yang diduga sampai saat ini menjadi pemicu Muhammadiyah tarik dana Rp 15 triliun.
Kendati nama komisaris independen BSI Felicitas Tallulembang ramai disudutkan, Muhammadiyah belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait politisi tersebut.
Demikian kritik Anwar Abbas sebagai Pimpinan Pusat Muhammadiyah soal aliran dana BSI di tahun 2020, pungkasnya.