JAKARTA, MENARA62.COM — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Buya Anwar Abbas memberikan apresiasi pada Presiden Joko Widodo yang mencabut lampiran III Perpres 10/2021, Selasa (2/3/2021). Lampiran III Perpres tersebut, pada poin nomor 31, 32, 33, dan pasal-pasal yang lainnya, ditetapkan bahwa bidang usaha industri minuman keras mengandung alkohol dengan berbagai jenis merupakan salah satu bidang usaha yang terbuka. Investasi dan produksi dibuka di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua dengan memperhatikan budaya serta kearifan setempat. Investasi dimungkinkan dibuka di provinsi lain dengan persetujuan dan syarat tertentu.
“Saya benar-benar memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada bapak Presiden Jokowi yang telah menyatakan bahwa beliau telah memutuskan lampiran Perpres terkait pembukaan industri baru, dalam industri minuman keras yang mengandung alkohol telah beliau nyatakan dengan tegas dicabut,” ujarnya.
Bagi dirinya, Buya Anwar mengungkapkan, langkah ini menjadi salah satu bukti bahwa Presiden memang serius dan bersungguh-sungguh dengan pernyataannya, belum lama berselang dimana ia mempersilahkan masyarakat untuk menyampaikan kritiknya kepada pemerintah.
“Dikatakan, beliau katanya siap untuk menerimanya. Dan hari ini hal itu tampak oleh kita, secara bersama-sama telah beliau buktikan. Ini tentu saja merupakan satu hal yang menggembirakan dan patut kita puji. Karena tindakan yang beliau lakukan tersebut jelas-jelas mencerminkan sikap arif dan bijaksana,” ujarnya.
Menurut Buya Anwar, pemerintah yang selama ini terkesan sering memaksakan pandangan dan sikapnya, serta tidak mau mendengar suara rakyat, hari ini telah terbantah.
“Bagi saya sendiri, secara pribadi kalau selama ini Beliau terkesan oleh saya
lebih menonjol sikapnya sebagai seorang politisi. Tapi dengan adanya peristiwa hari ini, yang saya anggap sebagai sebuah peristiwa bersejarah dalam dunia perpolitikan dan dalam kehidupan kebangsaan di tanah air, Beliau tampak oleh saya dengan peristiwa ini sudah lebih menonjol sikap kenegarawanannya,” ujarnya.
Buya Anwar mengungkapkan, Presiden mau mendengarkan suara dari rakyatnya, serta tampak lebih mengedepan kebaikan dan kemashlahatan bersama yang lebih luas. Kemaslahatan ini, lebih berarti serta lebih bermakna bagi kehidupan bersama sebagai bangsa.
Ia berharap, sikap Presiden Joko Widodo yang seperti ini tidak hanya terjadi, dan terhenti dalam kasus ini. Buya Anwar berharap, presiden kedepan akan lebih banyak melakukan hal-hal yang serupa.
“Ini penting kita garis bawahi, karena dengan cara-cara dan sikap kepemimpinan yang seperti inilah, persatuan dan kesatuan diantara warga bangsa akan bisa kita rajut. Sehingga kalau persatuan dan kesatuan diantara kita sudah bisa terwujud, dan sambung rasa diantara kita sudah bisa terbangun, maka seberat apapun persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, insya Allah kita akan mampu menghadapi dan mengatasinya secara bersama-sama,” ujar Buya Anwar yang juga duduk sebagai ketua PP Muhammadiyah.