BOYOLALI, MENARA62.COM – Tim Penelitian dan Pengabdian Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang dikomandani Prof Dr Kun Harisma. M.Si.,Ph.D berhasil menciptakan inovasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan memanfaatkan minyak cengkih sebagai alternatif penyanitasi multiguna. “Kandungan utama minyak Cengkih adalah senyawa Eugenol, sebagai antibakteri, antimiroba, antijamur dan disinfektan yang punya aroma khas Cengkih,’’ papar Guru Besar Teknik Kimia UMS itu, Rabu (22/12).
Kun tidak sendiri. Dia ditemani tiga dosen senior sejawatnya, yakni Rois Fatoni, Ph.D., Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, dan Dr. Kuswaji Dwi Priyono serta 7 mahasiswa yaitu Amelia Melati, Anita Umi Indriyani, Danang Dwi Mahendra, Dhea Marta Rizkiana Putri, Fika Annisa, Luffiana Dyah Aryani, dan Nurul Huda.
Sebagaimana tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain penelitian Kun juga berencana meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Karena itu, dia menggandeng pengrajin minyak Cengkih dan PKK Desa Sumbung Kabupaten Boyolali. “Kami berharap, ada nilai tambah yang didapat dari para pengrajin minyak Cengkeh di Desa Sumbung,’’ tambah Rois Fatoni, anggota tim lainnya.
Sebagai langkah awal, Kun Harismah dan tim melakukan kunjungan ke Desa Sumbung bersama juga Wakil Rektor I, UMS Prof. Dr. Drs. Harun Joko Prayitno, S.E., M.Hum., beberapa waktu lalu dengan agenda pendampingan, pemberian wawasan umum, pemberian pengetahuan dalam pengemasan dan pelabelan serta proses marketing. “Para pengrajin minyak Cengkih sangat antusias, mereka berharap segera dapat memproduksi,’’ kata Kun lagi.
Menurutnya, minyak Cengkih sebagai bahan aktif pembuatan hand sanitizer multiguna sudah teruji kegunaannya, selain itu baunya juga enak, tidak perlu tambahan pengharum lain. “Pembuatan hand sanitizer ini juga mudah. Kami telah melakukan uji penelitian tentang kandungan dan maanfaat minyak Cengkih,’’ ujar Kun Harismah.
Kerjasama yang dilakukan UMS dengan Desa Sumbung ini, lanjut dia, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi PKK Desa Sumubung dan sekitarnya, serta menciptakan alternatif lain penyanitasi tangan melalui minyak cengkih.
“Harapannya dapat juga meningkatkan ekonomi pengrajin minyak cengkih dan masyarakat sekitar. Biasanya yang umum dipakai bahan disinfektan adalah Etanol kadar efektif 60-80 persen atau Isopropil alkhohol dengan kadar 70-80 atau juga Trikloksan kadar 0,2-2 persen. Namun, minyak Cengkeh punya keunggulan, utamanya aromanya yang khas,”tambahnya.
Dengan penelitian dan pengabdian ini, menurut Dr Kuswaji, merupakan bentuk tanggungjawab UMS dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu sebagai bagian Pengabdian Masyarakat. “Jadi ini, sebetulnya merupakan hasil temuan di kampus yang kemudian dikembangkan di masyarakat,”ungkapnya. (ATTA)