Muhammad Izzul Muslimin
Alkisah, ada sekelompok kambing hutan yang hidupnya selalu gelisah karena banyak pemburu yang hendak menembak mereka. Akibatnya, mereka selalu waspada jika terlihat ada orang yang datang ke hutan dan berusaha menjauhinya.
Namun suatu hari datang seorang pemburu yang datang tetapi tidak membawa senapan. Pemburu itu justru membawa makanan yang enak dan mengenyangkan. Awalnya para kambing curiga dan khawatir jika makanan itu mengandung sesuatu yang membahayakan. Ternyata setelah ada di antara kambing hutan yang mencoba, tidak terjadi masalah apa apa. Akhirnya berbondong bondonglah mereka memakan pemberian pemburu budiman itu.
Beberapa waktu kemudian sang pemburu menyiapkan pagar di sekeliling makanan yang disediakan. Sebagian kambing hutan ragu masuk, tapi sebagian lainnya sudah tidak takut lagi. Setelah sebagian kambing hutan masuk pagar, sang pemburu menutup pagar sehingga kambing yang di dalam pagar tidak bisa keluar. Namun ternyata sang pemburu tidak berbuat apa apa kepada kambing hutan yang di dalam pagar. Bahkan jumlah makanan yang disediakan semakin berlimpah. Maka berusahalah sebagian kambing yang di luar pagar untuk masuk ke dalam pagar agar bisa ikut makan. Sang pemburu pun dengan senang hati membuka pintu pagar sehingga masuklah beberapa kambing hutan yang berada di luar pagar.
Beberapa bulan berlalu, tampaklah perbedaan kambing hutan yang di dalam pagar dan di luar pagar. Kambing hutan di dalam pagar terlihat gemuk dan sehat, sedangkan yang tidak mau masuk ke dalam pagar terlihat kurus kurang makan. Kambing di dalam pagar tersenyum sinis melihat teman mereka yang berada di luar pagar. Dalam hati mereka menyalahkan temannya yang tidak mau masuk ke dalam pagar.
Namun, tragedi itu akhirnya tiba. Suatu hari datang sebuah truk besar dan sang pemburu menangkapi kambing kambing yang sudah terlihat gemuk dan besar dimasukkan ke dalam truk. Mereka ternyata dibawa ke sebuah tempat pemotongan hewan untuk diambil daging dan bulunya. Menyaksikan teman temannya ditangkapi dan dibawa pergi, sebagian kambing yang tersisa berusaha keluar pagar tetapi ternyata tidak bisa. Akhirnya mereka harus pasrah menerima keadaan menunggu giliran ditangkap oleh pemburu untuk dibawa ke tempat pemotongan hewan.
Kambing hutan yang di luar pagar setelah menyaksikan nasib teman temannya yang di dalam pagar pun merasa bersyukur bahwa nasibnya tidak setragis mereka. Jika saja mereka tergiur dengan rayuan gombal sang pemburu budiman, sudah bisa dipastikan nasib mereka bakal berakhir di rumah pemotongan hewan.
Di tahun politik seperti saat ini, ternyata ada juga pemburu budiman yang berkeliaran mencari mangsa. Anda tinggal pilih mau seperti kambing hutan yang mau masuk ke dalam pagar atau yang tetap waspada di luar pagar. Kalau anda tanya saya, saya lebih memilih tetap jadi manusia. Manusia yang merdeka. (Muhammad Izzul Muslimin, bakal calon anggota DPD Jawa Tengah)