JAKARTA, MENARA62.COM – Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Kementerian Agama Sri Ilham Lubis mengingatkan suhu udara Arab Saudi saat musim haji 1440H/2019M diperkirakan mencapai 50 derajat celcius. Suhu yang sangat panas tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan bus shalawat (bus pengantar jamaah dari hotel menuju Masjidil Haram, pergi – pulang). Sebab, mereka harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh, demi memberikan layanan kepada jemaah.
Berbeda dengan halte di Jakarta, tempat pemberhentian layanan transportasi di Makkah hanya berupa bendera Merah Putih. Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal bus shalawat di Makkah.
“Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas, serta jumlah jamaah yang bertambah, menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi, jumlah petugas sama dengan tahun lalu,” jelas Sri Ilham dalam siaran persny, Kamis (27/6).
Layanan bus shalawat tahun ini akan diberikan kepada semua jemaah. Tahun sebelumnya, hanya 91 persen jamaah.
Sri Ilham menambahkan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam, sehingga jamaah tidak perlu khawatir akan tidak adanya bus. Hanya saja, untuk menghindari kepadatan, jamaah diimbau untuk berangkat ke Masjidil Haram lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu shalat.
“Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam usai salat jemaah,” lanjutnya.
Selain shalawat, jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah – Makkah – Jeddah atau Jeddah – Makkah – Madinah) dan masyair (Arafah-Muszdalifah-Mina). Sebagaimana shalawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sedang layanan transportasi Masyair dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.