JAKARTA, MENARA62.COM — Dampak Lingkungan Kegagalan Urus Sampah Sangat Berbahaya. Bahaya ini bukan hanya berhenti pada masalah lingkungan, tetapi pada ujungnya bisa merugikan manusia.
Kekhawatiran ini disampaikan Ujang Solihin Sidik, Kasubdik Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam seri Ngaji Lingkungan yang digelar oleh Aisyiyah, Ahad (14/2/2021). Ngaji lingkungan yang mengangkat tema Sampah Menjadi Nilai Ekonomi ini dipandu Hening Parlan, Ketua Devisi Lingkungan Hidup LLHPB PP Aisyiyah.
“Jadi sebelum memikirkan sampah menjadi nilai ekonomi, perlu memikirkan dulu bahwa kepeduluan terhadap pengelolaan sampah ini perlu terus ditingkatkan,” ujarnya.
Ia menilai, ibu-ibu jadi ujung tombak penting dalam pengelolaan sampah keseharian dari rumah tangga, yang menjadi produsen sampah terbesar.
Satu hal yang cukup memprihatinkan, menurut Ujang, BPS menyebutkan ada 72 persen masyarakat Indonesia belum peduli sampah. Ini jadi tantangan besar, yang memerlukan dukungan berbagai pihak.
Bank Sampah
Ujang mengungkapkan, pengelolaan sampah bisa dilakukan melalui program Bank Sampah. Program ini, ia akui ikut terdampak dengan Pandemi Covid-19. “Banyak bank sampah yang mati suri, setengah mati, dan bahkan mati beneran. Namun masih banyak yang bertahan,” ujarnya.
Urusan pengelolaan sampah ini, menurut Ujang, sebetulnya menjadi bagian urusan wajib bagi pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat tugasnya menyusun peraturan, perundang-undangan dan membantu pemerintah daerah.
Inti dari LLHPB Bali mengungkapkan, bank sampah di Bali banyak yang terhenti. Akhirnya mereka menyalurkannya pada tukang rongsok. Namun, nilai ekonominya sangat rendah. Meski sudah diupayakan untuk pemanfaatan ulang, namun masih banyak yang belum termanfaatkan.
“Kesadaran masyarakat untuk pengelolaan sampah di Tabanan, Bali, memang masih rendah. Meski sudah disediakan komposter, belum banyak yang tergerak,” ujarnya.
Di Kabupaten Klungkung, Inti mengungkapkan, ada pengalaman baik. Dinas Lingkungan Hidupnya tidak akan mengambil sampah jika tidak dilakukan pemilahan. “Apakah tidak bisa dari pusat menghimbau ke seluruh kabupaten, agar langkah baik ini juga bisa dilakukan,” ujarnya.