MATARAM, MENARA62.COM – Ketegangan yang sempat terjadi antara aparat TNI dan masyarakat Desa Karang Taliwang, Cakranegara, Kota Mataram, NTB, terkait penurunan baliho Habib Rizieq Shihab (HRS) mereda. Pendekatan silaturahim yang humanis menyentuh hati warga yang akhirnya mencopot sendiri baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu.
Komandan Resort Militer (Danrem) 162/Wira Bhakti Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengemukakan hal itu dalam siaran pers yang diterima Menara62.com, Rabu (25/11/2020). Menurut Rizal, silaturahim dan pendekatan kekeluargaan menjadi kunci dalam mendekati dan mengambil hati rakyat.
Rizal mengakui jajarannya sempat bersitegang dengan masyarakat setempat terkait dengan penurunan baliho yang menampilkan HRS. Penurunan paksa tanpa sosialisasi itu sempat mendapat perlawanan berupa penolakan oleh warga. Untuk meredakan ketegangan sekaligus merajut hubungan yang baik dengan masyarakat, Danrem dan jajarannya bersilaturahim ke tokoh FPI dan tokoh masyarakat setempat, Minggu ( 22/11/2020).
“Dalam pertemuan yang berlangsung dengan penuh kekeluargaan tersebut, dihasilkan kesepakatan bersama dengan tokoh FPI dan masyarakat Karang Taliwang Cakranegara bahwa baliho Habib Rizieq Shihab yang masih terpasang akan diturunkan dengan sukarela oleh warga,” kata Rizal.
Sebelumnya Danrem menggelar pertemuan dengan jajarannya di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 1606/Lombok Barat (Lobar). Dalam pertemuan ini, Rizal memberikan pengarahan kepada Komandan Kodim 1606/Lobar Kolonel Arm Gunawan, Kepala Seksi (Kasi) Intel Kasrem 162/WB Kolonel Inf Setya Asmara, para pejabat utama Kodim 1606/Lobar, dan Danramil Cakranegara Kapten Inf Asep Okinawa.
“Bapak Danrem datang dengan baik maka apa yang menjadi keputusan akan kami laksanakan dan kami akan patuh dengan hukum,” kata Ketua FPI NTB H. Makmun Moerad.
Dia mengapresiasi silaturahim dan musyawarah yang ditempuh Danrem 162/WB bersama Minggu malam tersebut dalam menyelesaikan persoalan baliho dan banner HRS itu.
“Seandainya baliho di pinggir jalan tidak diperbolehkan maka kami izin akan memasang baleho di Masjid. Permasalahan di Jakarta seharusnya tidak di bawa ke NTB apalagi saat ini sedang dalam pelaksanaan pilkada,” ujar Makmun.
Silaturahim dan Dialog sebagai Kunci
Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan pentingnya silaturahim dan dialog dengan masyarakat, termasuk para tokohnya, guna menjalin kebersamaan.
“Kami jajaran Korem sering melaksanakan kegiatan bersama baik di Masjid Karang Taliwang maupun di rumah warga, dengan berbagai kegiatan Sosial dan lainnya guna menciptakan situasi kondusif Desa Karang Taliwang karena Desa Karang Taliwang dulu sering terjadi perang antarkampung dan menjadi permasalahan utama di Lombok dan menjadi desa Binaan Prioritas Jajaran Korem 162/WB,” ujar Rizal.
Danrem meyakinkan warga bahwa jajaran Korem 162/WB akan selalu hadir dan membantu kegiatan warga masyarakat Karang Taliwang.
Berkaitan dengan permasalahan pemasangan baliho HRS di Desa Karang Taliwang, Danrem mengatakan dari Jajaran Korem 162/WB akan tetap melaksanakan musyawarah dan mufakat agar tidak ada upaya paksa atau bahkan terjadinya benturan dengan Masyarakat.
“Karena kami Prajurit TNI adalah Prajurit yang lahir dari rakyat dan untuk rakyat,” ungkapnya.
Alumni Akademi Militer angkatan 1993 itu berterima kasih dan mengapresiasi para tokoh dan masyarakat Karang Taliwang yang secara sukarela menurunkan baliho/baner HRS. Menyongsong Pilkada serentak 9 Desember 2020, Rizal mengimbau masyarakat menjaga lingkungan yang kondusif. Dia mengatakan jajaran Korem 162/WB bersama masyarakat Karang Taliwang akan menggelar kegiatan Baksos dan Karya Bakti pembersihan lingkungan Kampung. (Nic)