Seorang lelaki Muslim memang amat sangat dianjurkan untuk senantiasa shalat berjamaah di masjid. Itu perintah yang sangat tegas dalam Islam. Jangan diperdebatkan lagi. Harus berupaya semaksimal mungkin mengatur waktu agar bisa memenuhi kewajiban ini.
Meskipun karena satu dan lain hal, kita tidak bisa selalu berada di masjid, akan tetapi upaya itu harus tetap ada. Mengatur waktu bekerja, saat belajar atau bepergian. Jika ada niat yang kuat, niscaya waktu untuk datang ke masjid akan terpenuhi. Jika tidak bisa setiap saat, paling tidak dua tiga kali dalam sehari.
Tujuan seorang Muslim harus ke masjid bukan hanya untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Pun akan memeroleh hikmahnya secara sosial. Menguatkan hubungan antara sesama Muslim. Hablum minannas. Masih banyak hikmah lainnya jika kita telurusi satu per satu. Di antaranya adalah pada saat tertentu juga dapat menambah teman.
Hari ini saya benar-benar mendapatkan hikmah tersebut. Bertambahlah temanku satu orang. Kami sudah beberapa kali bertemu di Masjid MAWU University of Wollongong (UoW), New South Wales, Australia. Hampir setiap hari kerja setelah salat duhur berjamaah.
Namanya adalah Yusuf Sulistyo Nugroho. Dia bukan mahasiswa UoW, tapi dia mahasiswa dari Nara Institute of Science and Technology, Jepang. Selama dua bulan dia berada di sini, menjalani hidup sebagai peneliti laboratorium di UoW. Sekaligus bertemu dengan seorang pembimbing disertasinya. Walaupun kuliah di Jepang, tapi seorang pembimbingnya justru dosen UoW dan tinggal di sini.
Jika tidak ada halangan, minggu depan dia akan balik ke Jepang melanjutkan studinya. Tidak sempat mampir ke Tanah Air, karena anak-istrinya tinggal di Jepang bersamanya selama studi. Karena akan pulang, saya sempatkan mengajak jalan-jalan ke rumah setelah duhur tadi.
Kebetulan rumah kami tak seberapa jauh dari kampus UoW. Persis di depan kampus. Hanya bersebelahan jalan raya, menyeberang sedikit, sudah sampai.
Saya senang berdiskusi dengannya dan beberapa teman jamaah masjid asal Indonesia sambil makan kerupuk emping melinjo yang disediakan ibunya anak-anak di rumah. Dia juga senang karena bisa berinteraksi dan berbagi informasi dengan sesama warga negara Indonesia yang berada di negeri orang. Demikian adanya bagi kita yang ada di luar negeri. Bertemu seorang sesama warga Indonesia, rasa gembiranya bukan main.
Ternyata Mas Yusuf ini adalah dosen Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) pun alumni dari kampus swasta terbaik di Indonesia saat ini. Kampus yang pernah saya datangi sekitar 23 tahun lalu saat Muktamar IRM tahun 1996. Kampus yang akan menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah tahun depan. Insya Allah.
Keiraville, Kamis (12/12/2019)