28 C
Jakarta

Di Depan Lulusan PPG UMS, Mendikdasmen RI Umumkan Kebijakan Baru Pendidikan

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., memberikan arahan kepada lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan tema “Penguatan Keprofesionalan Guru”.

Pesan tersebut disampaikan dalam acara Yudisium Pengukuhan & Sumpah Profesi Guru 2025 di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Sabtu (22/2/2025).

Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menekankan peran krusial guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta pentingnya peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga pendidik. Pendidikan yang maju itu ditentukan oleh keberadaan guru yang kompeten.

“Guru adalah segala-galanya dalam pendidikan. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik, fasilitator, mentor, dan bahkan sahabat bagi murid-muridnya,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, peran guru tetap tak tergantikan dalam proses pembelajaran.

Lebih lanjut, Mendikdasmen menyoroti pentingnya penguasaan kompetensi akademik, pedagogik, sosial, dan moral bagi setiap guru. Hal ini, menurutnya, akan berdampak langsung pada motivasi dan rasa percaya diri peserta didik dalam menjalani proses belajar.

Abdul Mu’ti menekankan bahwa peningkatan profesionalisme guru harus terus dilakukan.

“Tidak ada kata berhenti untuk belajar. Guru harus terus mengembangkan diri melalui Continuing Professional Development (CPD) agar tetap relevan dengan tantangan zaman,” jelasnya yang tergabung secara online melalui Zoom Meeting.

Menurutnya, perkembangan dunia yang cepat mengharuskan guru untuk selalu menyesuaikan metode pengajaran mereka dengan karakteristik peserta didik masa kini.

Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga tengah mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru melalui berbagai program, seperti pemberian bantuan pendidikan bagi guru yang belum mencapai kualifikasi akademik minimal D4 atau S1 serta peningkatan jumlah penerima tunjangan sertifikasi.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengumumkan kebijakan baru yang bertujuan untuk meringankan beban administratif guru.

“Para guru tidak perlu lagi melaporkan kinerja mereka secara online setiap saat. Cukup dengan laporan tahunan kepada kepala sekolah,” ujarnya.

Selain itu, beban jam mengajar minimal yang sebelumnya 24 jam per minggu, kini bisa dikurangi menjadi 16 jam tatap muka, dengan 8 jam sisanya dapat dipenuhi melalui pelatihan atau kegiatan lain yang diakui sebagai bagian dari profesi guru.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berencana menerapkan konsep Deep Learning pada tahun 2025. Konsep ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kolaborasi peserta didik.

“Naskah akademik terkait kebijakan ini telah selesai dan dalam waktu dekat akan ditetapkan melalui peraturan menteri. Beberapa sekolah akan menjadi pilot project untuk penerapan konsep ini,” ungkapnya.

Selain itu, pembelajaran kecerdasan buatan (AI) dan coding juga akan mulai diterapkan sebagai mata pelajaran pilihan sejak jenjang sekolah dasar pada tahun ajaran 2025/2026.

Menutup sambutannya, Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada UMS yang telah menjadi salah satu penyelenggara PPG terbaik di tingkat nasional. Ia juga memberikan pesan kepada para lulusan PPG agar terus berdedikasi dalam mendidik generasi penerus bangsa.

“Selamat kepada para lulusan PPG yang hari ini secara resmi dilepas oleh Rektor UMS. Kalian adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan Indonesia. Semoga kalian menjadi guru yang profesional, berdedikasi, dan membawa perubahan bagi dunia pendidikan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Program Studi PPG UMS, Dr. Agus Susilo, mengungkapkan pada hari ini UMS kembali mencetak rekor dengan meluluskan sebanyak 10.746 peserta PPG di tahun 2024. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan PPG di UMS.

Menurutnya, lonjakan jumlah lulusan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah terkait percepatan sertifikasi guru.

“Lulusan tahun ini adalah yang terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya hanya berkisar di angka 3.000-an. Namun, tahun ini UMS meluluskan 10.003 guru yang sudah mengajar dan 862 calon guru yang belum mengajar, tetapi telah tersertifikasi,” jelasnya.

Agus menambahkan bahwa lonjakan jumlah peserta PPG ini berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menyertifikasi sekitar 600.000 guru di seluruh Indonesia.

“Di UMS sendiri, jumlah peserta melonjak dari 3.000 tahun lalu menjadi 10.746 tahun ini. Ini menegaskan posisi UMS sebagai salah satu penyelenggara PPG terbesar di Indonesia,” tambahnya.

Selain itu, UMS juga terus memperluas cakupan program studi PPG yang ditawarkan.

“Tahun ini kami mendapatkan tambahan satu program studi baru, yaitu Pendidikan Jasmani, yang memang sangat dibutuhkan karena masih banyak guru Pendidikan Jasmani yang belum tersertifikasi. Kami juga memiliki program studi PPG untuk Pendidikan Teknologi Informasi dan Pendidikan Akuntansi yang kuotanya terus meningkat dalam tiga tahun terakhir,” ujarnya.

Meskipun terdapat efisiensi anggaran di berbagai sektor, Sekretaris PPG UMS itu menegaskan bahwa komitmen pemerintah terhadap sertifikasi guru tetap menjadi prioritas utama sama seperti yang sudah disampaikan oleh Mendikdadmen RI saat sambutan.

“Meskipun ada pemangkasan anggaran di beberapa sektor, sertifikasi guru tetap menjadi program prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti yang dijanjikan oleh pemerintah. Anggaran untuk sertifikasi guru tetap tersedia, dengan target mencapai 600.000 hingga 800.000 guru tersertifikasi tahun ini,” tegasnya.

Dengan pencapaian ini, UMS semakin mengukuhkan dirinya sebagai institusi yang berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menyiapkan guru-guru profesional yang siap mengabdi di berbagai jenjang pendidikan. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!