28.9 C
Jakarta

Digelar Secara Virtual, Pekan Budaya Nasional 2020 akan Jadi Perhelatan Kebudayaan Terbesar di Dunia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk kedua kalinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Pekan Budaya Nasional (PKN). Tetapi berbeda dengan PKN I tahun 2019, maka tahun ini PKN II akan digelar secara virtual akibat adanya pandemi Covid-19.

Meski digelar secara virtual, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid memastikan bahwa PKN II tidak kalah menariknya dengan PKN I. Justeru melalui panggung virtual, jumlah dan ragam seni termasuk seniman yang terlibat menjadi jauh lebih banyak.

“PKN 2020 akan menjadi sebuah perhelatan kebudayaan tradisi melalui daring yang terbesar di dunia karena melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, 1.477 lukisan dipamerkan secara virtual dalam 5 ketegori pameran,” kata Hilmar dalam taklimat media yang digelar secara virtual, Jumat (23/10/2020).

Menurut Dirjen, PKN adalah upaya negara dan masyarakat di dalam membangun wadah kerja bersama untuk melahirkan ruang-ruang keragaman berekspresi, dialog antar-budaya, serta inisiatif dan partisipasi inovatif yang dikelola secara berjenjang sejak dari Desa hingga ke Ibukota. Di dalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memfasilitasi ekosistem kebudayaan sebagai garda terdepan dalam pemajuan kebudayaan Indonesia.

Sejak adanya pandemi Covid-19, diakui banyak seniman dan pekerja seni yang tidak bisa ‘manggung’ atau mengekspresikan karya seninya. Melalui PKN II ini diharapkan seniman dan pekerja seni mendapatkan ruang yang layak untuk menuangkan ide dan kreativitasnya.

Pada PKN I yang digelar secara offline di Gelora Bung Karno, Jakarta selama sepekan, tercatat lebih dari 250 ribu masyarakat berkunjung ke arena ekspresi kebudayaan tersebut. Tahun ini, jumlah penonton PKN II ditargetkan meningkat karena untuk menikmati pagelaran PKN, orang tidak harus hadir secara fisik. Selain itu, waktu penyelenggaraannya juga lebih panjang yakni 31 Oktober hingga 30 Nopember 2020.

Tema yang akan diusung oleh PKN 2020 dilatar belakangi oleh situasi pandemi yang dalam banyak hal telah membawa kita kembali mengingat kekayaan budaya Nusantara. Protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan WHO memiliki banyak kaitan dengan akar tradisi sehat di Nusantara. Tradisi mencuci tangan, tradisi tolak bala, tradisi mengisolasi diri, tradisi bersih desa, semuanya mengajarkan tentang relasi manusia dengan alam, dan pengaruhnya kemudian pada kesehatan dan kekuatan tubuh manusia dan lingkungan sosialnya. Relasi itu pula yang melahirkan macam-macam pengetahuan tentang bagaimana mengolah, merawat, dan memuliakan alam dan sang Pencipta.

Dari sana lahir kemudian ragam pangan dan pengolahan pangan, ragam pakaian dari ilmu simpul-ikat serat-serat tanaman, ragam bangunan dan sarana transportasi, sampai dengan ragam ekspresi artistik yang mewujud dalam bentuk kriya dan karya seni. Singkatnya, semua yang diwariskan oleh nenek-moyang kita ditujukan untuk menyehatkan, memperkuat, dan akhirnya memuliakan manusia dan alam.

Hilmar menjelaskan berdamai dengan Corona, secara budaya perlu dimaknai sebagai upaya memperkuat tubuh manusia sesuai tradisi, dengan tetap menggerakkan ekonomi. Mereka yang terdampak secara ekonomi perlu kembali diberdayakan melalui jejaring digital, sehingga tidak ada lagi kekosongan pasokan pangan di kota-kota besar. Sebagaimana juga bantuan yang diberikan oleh Ditjenbud kepada sejumlah pelaku budaya untuk menampilkan karya-karyanya secara daring. Itu sebabnya di bawah Tema Utama Ruang Bersama Indonesia Bahagia, narasi yang akan diangkat dalam PKN 2020 adalah penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan (Culture Resilience).

Tahun 2020, PKN dilaksanakan seluruhnya secara daring mencakup 4 (empat) program utama yaitu Kompetisi, yakni perlombaan atau pertandingan berbasis Objek Pemajuan Kebudayaan berdasarkan isu yang akan diangkat serta upaya pemajuan kebudayaan, khususnya permainan tradisional, Konferensi, yakni diskusi dalam bentuk seminar, kuliah umum, pidato, talkshow, workshop, dan atau diskusi terpumpun tentang isu yang diangkat dan upaya pemajuan kebudayaan.

Kemudian Pameran, yakni berbagai bentuk pengolahan Objek Pemajuan Kebudayaan yang dapat merepresentasikan isu yang diangkat dalam PKN 2020 serta upaya pemajuan kebudayaan dalam bentuk visual dan audio visual; 
serta Pergelaran, yakni pertunjukan seni berbasis Objek Pemajuan Kebudayaan terkait dengan isu yang diangkat dan pertunjukan seni yang menggugah apresiasi seni dan budaya bagi generasi muda;

Bagi masyarakat yang ingin menikmati panggung PKN, dapat mengakses melalui Website Resmi Pekan Kesenian Nasional 2020 di https://pkn.id atau di aplikasi-aplikasi yang sedang dikembangkan oleh panitia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!