JAKARTA, MENARA62.COM – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai duet kepemimpinan Haedar Nashir sebagai Ketua Umum dan Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah telah mampu menampilkan kepemimpinan yang harmonis, visoner dan berkemajuan.
“Keduanya masih diperlukan untuk melanjutkan gerak organisasi pada satu periode ke depan bersama para anggota pimpinan lainnya,” ujarnya di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Menurut Din, saat ini duet kepemimpinan ini sudah bagus dengan kiprah dan performa yang efektif. Hal itu ditandai dengan bertambahnya amal usaha, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
Din mengatakan nantinya, siapa yang disepakati sebagai ketua umum dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah mendatang, hanyalah siapa yang dimajukan selangkah dan ditinggikan seranting. Yang terpenting saat ini, kata Din, Muhammadiyah perlu figur-figur baru, khususnya dari kalangan kader muda Muhammadiyah, baik laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan pantauan redaksi Menara62, nama-nama yang beredar hangat di antaranya Hilman Latief (Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama dan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Untung Cahyono (mantan aktivis Pemuda Muhammadiyah dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan), Sayuti (Sekretaris Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah), Abdul Aziz (aktivis Pemuda Muhammadiyah), Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) dan Sofyan Anif (Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Juga terpantau nama-nama kader dari Jakarta seperti Imam Addaruqutni (Mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah), Armyn Gulton (Ketua Kornas Fokal IMM), Alpha Amirrachman (Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah), Ma’mun Murod (Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta) dan Izzul Muslimin (Mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah).
Juga muncul deretan nama fukaha atau ulama seperti Saad Ibrahim (Ketua PWM Jawa Timur), Saidul Amin (Ketua PWM Riau), hingga dai terkemuka Adi Hidayat.
Lebih lanjut, Din menuturkan tokoh-tokoh perempuan, baik dari Aisyiyah maupun Nasyiatul Aisyiyah, juga perlu dipertimbangkan untuk masuk ke jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Semuanya berpulang kepada 2500-an peserta Muktamar dengan harapan mereka memilih dengan hati nurani dan akal pikiran jernih dengan mengedepankan kepentingan dan kemajuan organisasi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Ari Anshori, Ketua Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah menguraikan bahwa Muhammadiyah memiliki model perkaderan yang dinamai Sistem Perkaderan Muhammadiyah (SPM). Di dalam sistem ini terdapat antara lain materi ideologi Muhammadiyah, pengembangan wawasan, sosial-kemanusiaan, kepemimpinan organisasi, dan materi tambahan lain yang bersifat kontemporer.
“Muhammadiyah mempersiapkan kader multitalenta untuk menyongsong kepemimpinan dan generasi emas masa depan,” pungkasnya.