HONGKONG, MENARA62.COM — Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban ProF Din Syamsuddin menyempatkan diri Nonton Bareng Film Jihad Selfie bersama para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong, Ahad (12/11/2017) siang.
Din berada di Hongkong untuk menjadi pembicara pada The 9th World Chinese Economic Summit yang berlangsung 13-14 November 2017. Nobar, yang diprakarsai dan dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Hongkong Tri Tharyat dan Sutradara-Produser Noor Huda Ismail, dihadiri sekitar 150 WNI (mayoritas PMI) yang mengisi Hongkong Performing Art Centre.
Film Jihad Selfie adalah karya Noor Huda Ismail, pengamat terorisme dan kandidat doktor di Monash University, Melbourne, yang sedang menulis disertasi tentangg pejuang asing di mancanegara. Film, yang beberapa waktu lalu mendapat penghargaan di Roma, Italia, adalah film dokumenter tentang pola rekruitmen pemuda Indonesia yang mau “berjihad” bersama ISIS di Suriah.
Dalam film yang diangkat dari kesaksian para pelaku tergambar jelas pengaruh media sosial (maka disebut Jihad Selfie) yang mendorong banyak pemuda tergerak berangkat, dan pengaruh keluarga dalam mempengaruhi seseorang untuk tidak jadi pergi.
Nobar tersabut disertai dengan bedah film yang berlangsung akrab dan gayeng. Banyak pekerja migran yang bertanya dan menanggapi baik isi film maupun teknik pembuatannya, dan dijawab dengan baik oleh Noor Huda Ismail yang sengaja diundang KJRI dari Australia.
Din Syamsuddin yang diminta berbicara selepas tayangan film tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk mengomentari film dan menyampaikan pesan-pesan khususnya kepada para pekerja migran Indonesia yang hadir.
Din antara lain memesankan agar WNI yang sedang berada di luar negeri, tidak mudah terpengaruh oleh ajakan untuk bergabung dengan paham dan gerakan radikal.
Menurut Din, jihad dengan membunuh orang yang tidak berdosa sangat dilarang oleh Islam, dan perbuatan semacam itu bukanlah jihad yang benar. “Justeru apa yang dilakukan pekerja migran dengan bekerja mencari rezeki yang halalan thoyyiban adalah bentuk jihad ekonomi (jihad iqtishadi) yang mulia,” tandas Din, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Pada kesempatan tersebut, Din Syamsuddin, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, berpesan kepada para pekerja migran Indonesia di Hongkong untuk bekerja tekun dengan menaati peraturan dan ketentuan setempat, serta berhemat dengan gaji yang diterima (sekitar 7,5 juta Rupiah per bulan). Nantinya, uang yang terkumpul dapat digunakan untuk beralih profesi menjadi wiraswastawati maupun melanjutkan pendidikan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Din juga tidak lupa berpesan agar segenap WNI yang berada di LN memelihara kerukunan antar sesama bangsa yang berPancasila.