26.2 C
Jakarta

Direktur Mengajar: Wujud Apresiasi pada Guru dalam Bulan Guru Nasional 2025

Baca Juga:

PEKANBARU, MENARA62.COM — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menguatkan kualitas guru dan pembelajaran melalui rangkaian agenda Bulan Guru Nasional 2025. Program ini, sebagai bentuk penghormatan kepada guru dan tenaga kependidikan.  Kegiatan strategis ini, dirangkaikan juga dengan Press Tour dan Program Direktur Mengajar, yang hari ini berlangsung di TK Lillah, Pekanbaru, Riau, Jumat (21/11/2025).

Program ini merupakan inisiasi Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) sebagai bentuk apresiasi nyata terhadap kontribusi guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia. Melalui kegiatan ini, para pimpinan pendidikan tidak hanya hadir untuk memberi arahan atau kebijakan, tetapi turut turun langsung ke ruang kelas, merasakan atmosfer pembelajaran, dan berinteraksi dengan peserta didik.

Turun Ke Kelas

Dalam pelaksanaan hari ini, Direktur PAUD dan Pendidikan Non Formal Suparto, turut menjadi pengajar tamu di kelas TK Lillah, Pekanbaru. Ia tak canggung masuk mengajak anak-anak PAUD yang guru di sekolah itu semuanya perempuan.

“Satu dua tiga, mari anak-anak, tepuk tangan aku cerdas, aku hebat!” ucap Suparto sambil bertepuk tangan plok plok plok yang diikuti anak-anak PAUD.

Anak-anak yang baru bertemu pertama kali dengan Suparto pun, terlihat tidak canggung untuk mengikuti kata-katanya sambil bertepuk tangan. Keceriaan dan kearaban pun tercipta, membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

“Mengajar bagi siswa PAUD itu harus bermakna, berkesadaran dan sekaligus menyenangkan. Karena dalam konsep pembelajaran satuan anak usia dini adalah pengenalan diri, pengenalan sesama, kepedulian sosial,” ujar Suparto yang ditemui seusai mengajar.

Ia menambahkan bahwa anak-anak itu juga dilatih sejak dini untuk bermasyarakat. Selain itu juga, perlu penanaman karakter baik, melalui kebiasaan yang menggembirakan. Menanamkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Cara yang dilakukan, diantara melalui mendongeng, menyanyi dan sebagainya.

Misalnya, tentang kesadaran angkat. “Tadi saya mengajarkan tentang bagaimana anak-anak itu menyebut nama dan umurnya. Kemudian mereka diminta menggerakkan angka itu di udara dengan tangannya,” ujarnya.

Menurutnya, ini merupakan salah satu hal yang krusial bagi anak-anak itu saat sedang menjalani masa tumbuh kembang. Di usia 0 sampai lima tahun, yang merupakan usia emas.

Direktur mengajar

Terkait program direktur mengajar, menurutnya, program ini memberikan contoh pada guru, bahwa seorang direktur itu tidak hanya sebagai sosok birokrat yang hanya bisa duduk di belakang meja, lalu hanya kerja administratif, dan membuat kebijakan. “Direktur mengajar itu, agar pejabat di tingkat pusat pun turun langsung melihat praktek pembelajaran secara riil, empiris, sekaligus bisa melihat bagaimana kebijakan itu terimplementasikan dengan baik secara langsung,” ujarnya.

Menurutnya, direktur mengajar ini dapat membuat pejabat pusat melihat langsung bagaimanan interaksi anak-anak di kelas bersama gurunya. Jadi keceriaan itu, bukan sekedar diceritakan saja, tetapi juga disaksikan.

“Salah satunya, bagaimana tujuh kebiasaan anak Indonesia sudah tersosialisasikan dengan baik. Aspek ini menjadi penting yang mengingatkan, kita sebagai pejabat sekaligus pada dasarnya merupakan seorang guru,” ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!