25.9 C
Jakarta

Dirut RSCM Ingatkan Resistensi Antimikroba Sebabkan Infeksi Lebih Sulit Diobati

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan resistansi antimikroba, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), melaksanakan acara seminar dan lokakarya pada Rabu (22/11/2023). Kegiatan ini bertepatan dengan agenda World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang merupakan kampanye global untuk meningkatkan kesadaran akan resistansi antimikroba di seluruh dunia.

“Resistansi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) merupakan masalah besar di dunia kesehatan karena membuat infeksi lebih sulit untuk diobati. Bakteri yang resistan terhadap banyak obat (multi-drug resistant) menyebabkan infeksi yang bahkan jauh lebih sulit untuk diatasi dengan antibiotik yang tersedia.”, ujar dr. Anis Karuniawati, Sp.MK(K), PhD, yang merupakan Ketua Komite Pengendalian Resistansi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Resistansi antimikroba berpotensi merugikan perekonomian nasional dan sistem kesehatan. Selain itu juga berdampak pada produktivitas pasien atau caregiver karena lamanya rawat inap di rumah sakit serta pengeluaran finansial untuk perawatan yang mahal dan intensif.

Bahkan AMR juga mengancam pertanian, ketahanan pangan, dan pembangunan sosioekonomi sehingga menimbulkan kekhawatiran global. “Penggunasalahan antimikroba berkontribusi terhadap peningkatan AMR,” tambah dr. Anis.

Antimikroba baru sangat dibutuhkan, namun pada saat yang sama praktik penggunaannya juga perlu untuk diperbaiki. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian AMR. Diperlukan tindakan yang terkoordinasi antar berbagai sektor untuk mengatasi masalah AMR.

Organisasi dunia yaitu the Food and Agriculture Organization (FAO), the United Nations Environment Programme (UNEP), the World Health Organization (WHO), dan the World Organisation for Animal Health (WOAH) melalui World Antimicrobial Awareness Week (WAAW), yang merupakan kampanye global, meningkatkan kepedulian pada masalah resistansi antimikroba di seluruh dunia. Acara ini diadakan setiap tahun sejak tahun 2015 dan ditetapkan tanggalnya pada tanggal 18 – 24 November dengan tema tahun 2023 ini adalah “Bersama mencegah resistansi antimikroba”. Di Indonesia, strategi nasional untuk mengatasi AMR diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 8 Tahun 2015 yang mengamanatkan rumah sakit untuk membentuk komite pengendalian AMR sendiri.

“Pengendalian resistansi antimikroba dicapai melalui penggunaan antibiotik secara bijaksana dan peningkatan kepatuhan terhadap tindakan pengendalian dan pencegahan infeksi. Kurangnya kesadaran terhadap program pengendalian AMR merupakan suatu tantangan dalam implementasi program di banyak rumah sakit” terang Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto, Sp.B, FINACS, M.Kes., selaku pengawas acara WAAW yang diselenggarakan oleh RSCM ini.

“Seminar dan lokakarya ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran dan kepedulian pada pentingnya pencegahan penyakit infeksi dan penggunaan antimikroba yang bijak di kalangan masyarakat umum, tenaga kesehatan, pemangku kepentingan, dan pembuat kebijakan untuk memperlambat perkembangan dan penyebaran infeksi yang disebabkan mikroba yang resistan terhadap obat,” tutup dr. Supriyanto.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!