PEKANBARU, RIAU, MENARA62.COM — Pembelajaran aktif bagi siswa tidak lepas dari peran guru dalam membantu siswa dalam mengikuti proses belajar baik di kelas maupun di luar kelas. Hubungan antara kurikulum pembelajaran dan aktivitas siswa di kelas harus saling terhubung satu sama lain.
“Nah, posisi inilah yang harus dipunyai oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan aktif,” kata Jasman Jaiman, Ketua Yayasan Riau Global Insani di Pekanbaru, Jumat (8/2/2019).
Permasalahannya, masih banyak guru yang belum bisa menghidupkan lingkungan kelas dalam proses pembelajaran aktif. Dampaknya, siswa menjadi tidak aktif belajar, lingkungan kelas menjadi sepi, dan guru lebih banyak berceramah di kelas.
“Kondisi ini menyebabkan siswa tidak tertarik untuk belajar di kelas. Alhasil, target yang ada dalam kurikulum pembelajaran tidak tercapai,” kata ketua yayasan yang menaungi beberapa sekolah tersebut.
Usahanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terjawab dengan adanya Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran atau disingkat PINTAR yang dikembangkan oleh Lembaga Filantropi Tanoto Foundation.
“Awalnya, salah satu guru di dalam yayasan terpilih menjadi salah satu fasilitator daerah untuk pembelajaran aktif. Kemudian saya meminta untuk bisa ikut menjadi peserta pelatihan,” katanya lagi.
Pascapelatihan, Jasman berkeinginan agar semua guru dalam yayasan mendapatkan metode pembelajaran aktif yang dilatih oleh para fasilitator daerah Program PINTAR. Dari sinilah muncul ide untuk mendiseminasikan pelatihan Tanoto Foundation kepada semua guru sekolah yang berada di bawah yayasan.
“Pelatihannya terwujud pada 1 Desember 2018 yang di ikuti oleh 38 guru yayasan. Dua bulan setelah pelatihan, hasilnya juga sudah bisa terlihat. Pembelajaran membuat siswa menjadi lebih aktif,” tukasnya. Para guru telah menerapkan pembelajaran yang membuat siswa belajar di kelompok kecil untuk berdiskusi, memecahkan masalah, melakukan percobaan, dan memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya.
Ia mengaku puas dan optimis kualitas guru-guru di yayasan akan melebihi dirinya dalam mengajar. Pada akhir pembelajaran, para guru juga melakukan refleksi pembelajaran. Refleksi ini untuk melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil pelajaran agar pembelajaran menjadi lebih baik di masa mendatang.
Kegiatan literasi juga sudah dilaksanakan sekolah dengan membudayakan kegiatan membaca buku-buku bacaan yang menarik minat baca siswa.
Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Provinsi Riau, Dendi Satria Buana, mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan oleh guru-guru Yayasan Riau Global Insani. Ia mengatakan, hal seperti inilah yang menjadi konsen Tanoto Foundation dalam bekerja.
“Ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pendiri Tanoto Foundation, yaitu meningkatkan kehidupan dengan mendukung pendidikan berkualitas. Kami percaya pendidikan yang berkualitas dapat mempercepat kesetaraan peluang. Praktik baik seperti ini harus menjadi ditiru oleh sekolah-sekolah yang lain,” paparnya.