KETAPANG, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdar) Kementerian Perhubungan bersama dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggelar rapat koordinasi membahas Kesiapan Sarana dan Prasarana Masa Angkutan Lebaran 2023 dengan sejumlah stakeholder guna mendukung kelancaran pelaksanaan Angkutan Lebaran di sektor penyeberangan khususnya di Ketapang-Gilimanuk.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan selain lintasan Merak-Bakauheni yang menjadi favorit dalam layanan Angkutan Lebaran, lintasan Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali diperkirakan juga akan mengalami peningkatan arus kendaraan dan penumpang.
“Lintasan Ketapang-Gilimanuk ini juga favorit kedua, mengingat selain arus mudik dari Bali ke Pulau Jawa, berbarengan juga dengan arus liburan ke pulau Dewata. Tidak hanya arus berangkat atau mudik, tetapi juga arus baliknya,” ujarnya, Sabtu (8/4).
- Baca juga: Mudik Lebaran, Kementerian PUPR Antisipasi Sejumlah Titik Rawan Macet di Jalan Nasional Pulau Jawa
Sebagai antisipasi, lanjut Ira, ASDP berencana untuk memobilisasi kapal berukuran besar yakni KMP Jatra II yang telah direlokasi dari Merak ke Ketapang. Diketahui KMP Jatra II saat ini melayani layanan penyeberangan jarak jauh (long distance ferry/LDF) Ketapang-Lembar.
“Sebagai antisipasi, kami sedang menyiapkan KMP Jatra II untuk mendukung arus mudik dan balik Ketapang-Gilimanuk. Kapasitas muatannya cukup besar, dengan bobot 3900 GT, mampu mengangkut penumpang sebanyak 200 orang, lalu mobil atau truk sebanyak 100 unit atau lebih dari 2000 unit sepeda motor,” tutur Ira.
Data mencatat, di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, puncak arus mudik Lebaran 2023 akan terjadi pada H-2 dengan jumlah produksi mencapai 19.827 unit kendaraan yang ekivalensinya setara dengan 11.222 unit kendaraan kecil. Prediksi produksi tersebut lebih tinggi +4,47% dari realisasi puncak mudik Lebaran 2022.
Adapun prediksi puncak arus balik Lebaran 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang diprediksi akan terjadi pada H+2 dengan jumlah produksi mencapai 13.074 unit kendaraan yang ekivalensinya setara dengan 8.691 unit kendaraan kecil. Prediksi produksi tersebut lebih tinggi +10,6% dari Realisasi Puncak Balik Lebaran 2022.
ASDP Cabang Ketapang memastikan sarana dan prasarana pelabuhan telah siap dalam menghadapi layanan Angkutan Lebaran 2023, dimana 7 pasang unit dermaga dan 45 unit kapal siap operasi di lintasan ini.
Adapun kapasitas parkir yang tersedia total 1.264 kendaraan di Ketapang, serta 1.371 kendaraan di Gilimanuk.
Untuk antisipasi kendala antrean kendaraan roda dua yang memanjang, pihak ASDP berencana melakukan rekayasa jalan khusus truk dan sepeda motor. Selain itu, juga sudah disiapkan sejumlah tenda di beberapa buffer zone dan area tampung, serta tollgate dengan jumlah yang memadai.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno mengatakan bahwa Ketapang-Gilimanuk adalah lintasan paling ramai ke dua setelah Merak-Bakauheni, apalagi akan lebih padat lagi nanti ketika jalan tol sudah tersambung.
“Cara bertindak, inovasi, dan koordinasi harus kita lakukan untuk menghadapi tantangan di masa Angkutan Lebaran 2023. Kita tidak hanya melihat kondisi di lintasan Merak-Bakauheni tapi juga Ketapang-Gilimanuk yang menjadi perhatian dan lintasan paling ramai ke dua. Nantinya (lintasan Ketapang-Gilimanuk) akan lebih padat lagi nanti ketika jalan tol sudah tersambung. Maka konsep penataan pelabuhan itu sesuatu yang harus diperhatikan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno.
Hendro menambahkan, agar buffer zone dapat disiapkan dengan baik untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. “Kita harus bisa menata jangan sampai ada antrian yang begitu panjang dan upaya-upaya untuk menurunkan v/c ratio tolong dipedomani betul mana upaya yang benar-benar bisa menurunkan v/c ratio. Termasuk penggunaan 4 unit kapal yang akan disiapkan untuk mendukung pergerakan di Ketapang- Gilimanuk dan akan cepat menyedot pergerakan masyarakat,” ujar Dirjen Hendro. (*)