Dokter RS Siloam Silampari Paparkan Perbedaan Radang Paru Biasa dengan Covid-19

LUBUKLINGGAU, MENARA62.COM – Bekerjasama dengan ‘Dokter Kita’, Siloam Hospitals Silampari, Lubuklinggau, Sumatera Selatan menggelar edukasi kesehatan bertajuk “Ciri dan Gejala Covid-19 pada Pernapasan’, Sabtu (9/1/2021). Kegiatan edukasi yang menghadirkan pembicara utama dokter spesialis paru-paru dari Siloam Hospitals Silampari, dr. Indra Barata, Sp.P tersebut disiarkan live melalui kanal Instagram.

Dalam materinya, dr Indra mengungkapkan sejumlah karakteristik virus corona. Selain merusak sistem pernapasan pada organ manusia, virus ini dapat menginfeksi organ paru-paru dari tingkat akut hingga penyebab kematian.

“Dan pada beberapa kasus yang kami tangani, penanganan kasus dari virus corona ini menyebabkan pneumonide atau infeksi pada organ paru paru,” terang dr Indra.

Menurut Indra, selain tiga gejala umum terpapar corona yaitu timbulnya demam tinggi hingga di atas suhu 38 derajat celcius dari suhu normal badan, batuk kering dan sesak nafas, terdapat pula gejala khusus lainnya. Diantaranya adalah timbul diare, sakit kepala, hilangnya kemampuan mencium aroma bau (anosmia), iritasi mata hingga timbul ruam di kulit.

“Mengikuti gejala terpaparnya tubuh oleh virus corona ini dalam rentan waktu 10 hari, sebagian pasien akan mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia,” lanjut dr Indra Barata.

Adapun dalam pendeteksian awal, kehadiran virus dapat dideteksi melalui rekam rontgen dan CT Scan Thorax serta pemeriksaan di laboratorium.

Dalam kesempatan tersebut dr Indra juga memberikan gambaran mengenai bagaimana mengenali perbedaan gejala penyakit radang paru (pneumonide) dengan Covid-19. Kedua jenis penyakit ini memiliki gejala yang mirip yaitu timbulnya peradangan pada paru penderita. Namun, pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 sedikit berbeda dengan pneumonia yang biasa terjadi.

Pneumonia biasa atau  disebut juga dengan paru-paru basah, yaitu kondisi inmenyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi tersebut dapat menyebabkan kantung udara pada saluran pernapasan di paru-paru mengalami radang dan dipenuhi oleh cairan. Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya jika sistem imun pengidapnya baik.

Sedangkan pada Covid-19, gangguan ini umumnya menyerang saluran napas bagian atas yang akhirnya dapat menyebar hingga ke paru-paru.

Kegiatan edukasi yang diikuti puluhan peserta yang berasal dari keluarga pasien dan kolega, dr. Indra mengimbau  agar masyarakat secara umum dan khususnya di kota Lubuklinggau tetap melaksanakan protokol kesehatan secara berkelanjutan.

“Minimal menggunakan masker selama empat jam sekali saat diluar ruangan sambil menjaga jarak, mencuci tangan dengan air sabun dan air yang mengalir selama 20 detik sebelum dan sesudah beraktivitas serta menjaga kondisi tubuh agar selaku prima dengan berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang sehat,” pungkas Indra.