JAKARTA, MENARA62.COM – Banyak cara bisa dilakukan untuk mendorong partisipasi masyarakat mengumpulkan sampah plastiknya. Salah satu caranya adalah bank sampah. Melalui bank sampah, terbukti masyarakat berbondong-bondong mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan oleh masing-masing rumah tangga sehingga volume sampah bisa dikurangi.
Agus Saefudin, Kasubid Sarana dan Prasarana Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjelaskan bahwa plastik menjadi jenis sampah yang menimbulkan problem lingkungan cukup serius. Jumlah sampah plastik yang sangat besar ditambah sifatnya yang sulit terurai mendorong pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk mengurangi penggunaan plastik oleh masyarakat.
“Banyak langkah kita lakukan agar penggunaan plastik bisa kita kurangi sehingga sampah plastik pun berkurang,” kata Agus.
Tetapi upaya pengurangan sampah plastik tentu tdak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Perlu keterlibatan masyarakat dan swasta untuk mengatasi sampah plastik.
“Kami mengapresiasi apa yang hari ini dilakukan oleh Enesis Group melalui produk Tesona. Dimana hari ini Tesona tidak sekedar menggelar edukasi bahaya sampah plastik tetapi sekaligus mengajarkan bagaimana memanfaatkan sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi baik dalam bentuk produk maupun melalui bank sampah,” kata Agus.
Menurutnya tidak banyak masyarakat yang menyadari bahwa sampah plastik bisa menghasilkan uang. Melalui bank sampah misalnya, berbagai jenis sampah mampu disulap menjadi uang maupun emas. Sampah-sampah yang sudah dipilah ditingkat rumah tangga jika disetorkan ke bank sampah dapat menjadi uang yang nilainya cukup fantastis.
KLHK mencatat saat ini ada 7.642 bank sampah di Indonesia yang trekoneksi dengan system KLHK. Bank sampah tersebut semuanya aktif dan telah mampu memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
Sri Endarwati, Pengelola Bank Sampah Induk Gesit, Menteng Pulo, Jaksel sampah plastik bisa dijadikan karya seni yang bermanfaat. Bisa pula menghasilkan barang kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi.
“Dengan adanya pembinaan dan pelatihan dari Tesona, kita dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi suatu karya seni sehingga sampah ini tidak lagi menjadi penghambat saluran air yang menjadi penyebab banjir atau sampah yang merusak lingkungan, tapi bisa dijadikan barang bernilai seni dan bermanfaat, seperti dijadikan tas, tempat tissue, pot bunga, ataupun tempat pensil, sehingga dari sampah plastik yang tidak berguna menjadi barang berharga” jelasnya.
Sementara itu, Jane Selly, Group Product Manager Tesona mengungkapkan bahwa Tebar Pesona bersama Tesona Premium Iced Tea tidak hanya sekadar kegiatan peluncuran produk Tesona, tapi juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sampah plastik.
“Kerja sama dengan BSI ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Tesona terhadap permasalahan sampah plastik. Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat memanfaatkan sampah plastik agar dapat diolah menjadi barang yang bernilai guna,” jelas Jane.