JAKARTA, MENARA62.COM — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gema Bangsa temui jajaran Redaksi Harian Kompas di Redaksi Kompas di Jakarta, Selasa (14/10/2025). Pertemuan tersebut, antara lain membahas tentang platform Partai Gema Bangsa terutama tentang desentralisasi politik, dan aplikasi Partai Gema Bangsa.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Rofiq, Ketua Umum Partai Gema Bangsa didampingi Muhammad Sopiyan (Sekretaris Jenderal), Abd. Khaliq Ahmad (Wakil Ketua Umum), Hardiansyah (Ketua Bidang Organisasi dan Kader), dr. Yandra Doni (Ketua Bidang Politik), Imam Prihadiyoko (Ketua Bidang Pengembangan Isu dan Opini Publik), Ike Julies Tiati (Ketua Bidang Digital, Komunikasi dan Media), Denny Adin (Ketua Bidang Sosial dan Kebencanaan), Hasan Asy’ari (Wasekjen OKK), dan Ayun Sri Damayanti Wahyuni (Wasekjen Bidang Media).
Ahmad Rofiq menyampaikan, media merupakan sumber informasi masyarakat dan sarana interaksi, keberadaanya dapat memotret dalam memberikan edukasi tentang ekonomi, sosial dan politik melalui program-program yang disajikan baik dalam bentuk diskusi, artikel analisis, dan liputan khusus.
“Bagi kami, sebagai partai baru penting kiranya bertemu dan berdiskusi tentang kondisi bangsa melalui sudut pandang media banyak sekali situasi yang berkembang di masyarakat dan pemerintahan,” ujar Rofiq.
Lanjut Ahmad Rofiq menjelaskan tentang prinsip desentralisasi politik yang menjadi komitmen bagi Partai Gema Bangsa. Desentralisasi politik ini, menjadi pembeda yang jelas antara Partai Gema Bangsa, dan partai politik lain yang ada saat ini.
“Saat ini, tidak ada partai politik yang berani memberikan komitmen desentralisasi politik ini, dimana wilayah dan daerah punya kewenangan yang jelas dan tegas. Ini akan memberikan mereka wibawa yang selama ini tidak pernah ada di partai politik lain,” ujar Rofiq yang menyampaikan undangan pada redaksi Kompas untuk menghadiri deklarasi Partai Gema Bangsa yang akan digelar pada tanggal 17 Januari 2026..
Sementara Muhammad Sopiyan mengatakan, media menjadi corong yang dapat mendidik dan mencerdaskan kehidupan berbangsa, karena itu ia dapat membentuk opini dan persepsi masyarakat tentang satu hal. Antara partai politik dan media memiliki kesamaan visi dalam menjaga demokrasi yang baik.
“Saya melihat media sebagai alat ukur dan corong informasi untuk mendidik masyarakat, karena ia bisa membentuk opini publik, sehingga partai dan media memiliki kesamaan untuk menjaga demokrasi yang baik”, ujar Muhammad Sopiyan.
Sementara jajaran redaksi Kompas yang hadir adalah, Adi Prinantryo (wakil pemimpin redaksi Kompas), Hernowo (Redaktur Pelaksana Kompas), Anita Yosihara (Editor Politik dan Hukum, dan Nasrullah Nara.
Adi berharap, Partai Gema Bangsa dapat memberikan pencerahan pada bangsa ini tentang bagaimana berpolitik yang baik. Penerapan prinsip desentralisasi politik, sebagai sebuah hal yang baru itu, semoga bisa menjadi antitesis baru dalam dunia politik yang memang mendapat ketidakpercayaan publik yang cukup tinggi saat ini.
“Namun disadari, keberadaan partai politik dalam sistem demokrasi merupakan sebuah keniscayaan. Karena itu, partai politik yang punya terobosan seperti yang dilakukan Partai Gema Bangsa, diharapkan dapat menjadi oase baru dalam menghilangkan politik uang dalam pemilu,” ujarnya.

