SRAGEN, MENARA62.COM – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Diponegoro Semarang melakukan pendataan dan edukasi mengenai indeks keluarga sehat dengan kuesioner PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) kepada keluarga di Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen pada Selasa, 1 Agustus 2023. Kegiatan ini merupakan program kerja monodisiplin salah satu mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.
Keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan derajat kesehatan dalam masyarakat. Untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif (pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dasar), Pemerintah Republik Indonesia membuat penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Program tersebut dinilai lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular serta pengendalian penyakit tidak menular.
Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya visi Program Indonesia Sehat dibuat suatu Indeks Keluarga Sehat (IKS) yang terdiri dari 12 indikator, yaitu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB), ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap sampai usia satu tahun, bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat, serta penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan. Dari pengisian indikator tersebut akan didapatkan jawaban ”Ya” (Y), ”Tidak” (T), dan tidak dapat dinilai (N). Jawaban dari 12 indikator akan dihitung dan hasil IKS lebih dari 0,8 termasuk dalam indeks sehat, hasil kurang dari 0,4 termasuk indeks tidak sehat, serta hasil di antaranya termasuk indeks kurang sehat. Keluarga yang masih memiliki hasil indeks tidak sehat menjadi prioritas program intervensi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, menjadi alasan mahasiswa KKN UNDIP untuk menyelenggarakan program kerja ini.
Pelaksanaan program dimulai sejak tanggal 11 Juli 2023 dengan pencarian data indeks keluarga sehat yang sudah ada di Desa Gesi melalui petugas puskesmas. Pendataan lengkap terakhir oleh puskesmas dilakukan pada tahun 2020, lalu berhenti pada 2021 akibat pandemi, dan pada 2022 baru dilakukan intervensi pada beberapa keluarga. ”Kalau 2020 – 2021 kemarin (pendataan) vakum karena pandemi. Sebenarnya di tahun 2022 kemarin sudah ada yang kami intervensi tapi belum dibuat rekapan seperti itu (data tahun 2020),” ujar Ibu Mita, petugas puskesmas Gesi yang bertanggung jawab atas data Indeks Keluarga Sehat di Kecamatan Gesi. “Ya, silahkan mas. Kami malah terima kasih, karena dari puskesmas sendiri belum sempat sekarang ini,” ucap Ibu Susi, selaku bidan Desa Gesi.
Dari data tahun 2020, didapati 8 keluarga yang memiliki indeks tidak sehat dan dari data tahun 2022, 5 keluarga sudah diintervensi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP melakukan intervensi pada 3 keluarga yang belum didatangi puskesmas kembali. Tiga keluarga tersebut ditemukan di RT 3 (tidak ada JKN, 1 hipertensi, dan 2 perokok), RT 11 (tidak ada JKN, jamban tidak sehat, dan 1 perokok), serta RT 16 (tidak ada JKN dan 1 perokok). Keluarga yang berada di RT 3 dan 16 didatangi pada tanggal 1 Agustus 2023, sedangkan keluarga di RT 11 didatangi pada tanggal 4 Agustus 2023.
Setelah dilakukan pendataan ulang, keluarga di RT 3 sudah tidak merokok, tetapi masih belum mendaftar JKN dan tidak rutin minum obat hipertensi. Keluarga di RT 11 hanya menyisakan masalah pada tidak adanya JKN. Di sisi lain, keluarga di RT 16 sudah mendaftarkan diri untuk JKN setelah tahun 2020, tetapi masih memiliki kebiasaan merokok. Setelah pendataan, anggota keluarga diberi edukasi sesuai indikator yang belum terpenuhi disertai pemberian leaflet yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dari hasil pendataan yang dilakukan, tidak ada satupun dari ketiga keluarga tersebut yang masih termasuk dalam indeks tidak sehat. (Rasendriya Idmonia Wisala Ihatra Sumantyo)