JAKARTA, MENARA62.COM – Di tengah era milenial saat ini perkembangan ekonomi tidak hanya dilihat melalui cara-cara yang konvensional. Melalui teknologi digital pelaku usaha juga bisa memantau secara langsung apa yang dibutuhkan pasar.
Presidium Majelis Nasional KAHMI Kamrussamad mengatakan, melalui forum atau media sosial bisa memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, bagaimana kecenderungan belanja mereka, barang apa yang sedang populer dan lain sebagainya.
“Pengetahuan akan perilaku konsumen ini sangat penting sebagai landasan untuk mengembangkan bisnis, terutama ketika kita ingin melakukan berbagai inovasi,” ujar Kamrussamad, Rabu (4/4).
Diakui era digital membawa dampak dan perubahan yang cukup besar dalam perdagangan dunia pada masa depan. Bahkan ke depan, ekonomi digital meningkat dua kali lipat dibandingkan 2008 yang baru mencapai 2 persen dari GDP dunia. Pertumbuhan untuk lima tahun ke depan diperkirakan sebesar 11 persen per tahun.
“Menurut saya, perdagangan digital merupakan bagian dari revolusi digital yang akan membawa dampak yang sangat luas bagi seluruh daerah,” tegasnya.
Data menunjukkan sebanyak 1,8 miliar jiwa penduduk di negara-negara Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) telah bertransaksi online pada akhir 2015. Jumlah itu sebanding 65 persen penduduk APEC yang berjumlah 2,85 miliar jiwa.
Jasa online yang mempunyai pasar sebesar USD 1,6 triliun diperkirakan akan tumbuh 13 persen per tahun sampai 2020. Sebanyak dua pertiga nilai tersebut berasal dari e-retail dan e-travel.
Oleh karena itu, KAHMI selalu mendorong lahirnya wirausahawan yang milenial dan tidak gagap akan teknologi. Pasalnya, diera ini, pemasaran akan sangat mudah dimana sekarang kontrol tidak lagi dilakukan secara konvensional melainkan dengan digitilisasi.
“Jadi dimanapun, kapanpun pemantauan usaha bisa dilakukan melalui genggaman,” tukas Kamrussamad.
Oleh karenanya, apabila ada daerah yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah akan bisa terpantau. Seperti yang terjadi di NTB. Di daerah ini faktor ketersediaan infrastruktur jalan, jaminan suplai listrik, serta kesiapan sarana sistem transportasi laut, udara, dan darat.
“Tapi ada juga yang infrastrukturnya baik namun banyak masyarakatnya yang tidak kreatif,” tuturnya.
Seperti yang terjadi di Lampung, daya dukung Lampung jadi sentra ekonomi Sumatera terlihat dari sisi produksi, terjadi pertumbuhan yang tertinggi pada kuartal terakhir 2017, yakni pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas dengan pertumbuhannya sebesar 46,48 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 14,18 persen. Dia memaparkan ekonomi Provinsi Lampung kuartal III-2017 mengalami pertumbuhan 3,52 persen bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi sebesar 17,55 persen.
“Ini yang harus dilakukan, melihat potensi ini mestinya kita harus cepat dan tanggap menciptakan lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan disana,” tegasnya.
Indonesia saat ini lanjut Kamrussamad, tengah menyiapkan skenario pertumbuhan ekonomi tinggi menuju negara berpendapatan tinggi pada 2035. Saat itu, PDB Indonesia juga ditargetkan menjadi keempat terbesar di dunia. Kesemua itu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas termasuk kuat dari sisi kewirausahaan.
Menurut dia, orientasi kewirausahaan pada intinya juga mengubah paradigma dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Selain itu, harus bisa membantu mengembangkan bisnis para pengusaha muda dengan menciptakan jejaring luas, baik sesama pengusaha KAHMI maupun yang bukan.
Kemandirian di bidang ekonomi selaras dengan Impian Indonesia 2015-2085 yang dilontarkan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia menjadi negara mandiri dan paling berpengaruh di Asia Pasifik. Bahkan, Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.
Karena itu, para alumni HMI harus didorong pengabdiannya di bidang ekonomi, sekaligus memperbanyak wirausahawan, tanpa mengesampingkan pengabdian pada bidang politik.
Dia berharap kehadiran Kahmi preneur di beberapa daerah mulai dari Bali, Potianak, Mamuju dan beberapa kota lainnya di Indonesia bisa membukan peluang usaha yang juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kota atau daerah. Sehingga, apa yang dilakukan bisa langsung dirasakan manfaatnya untuk peningkatan kesejahteraan anggota KAHMI sebagai pelaku usaha.