31.6 C
Jakarta

Empat Perempuan Peneliti Raih Penghargaan dari L’Oreal

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Empat perempuan peneliti Indonesia meraih penghargaan dari L’Oreal-UNESCO Fellowship for Woman in Science (FWIS) setelah proposal penelitian mereka lolos dalam kompetisi yang diikuti 56 proposal penelitian. Penghargaan diserahkan Menristek/Kepala Badan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro, Selasa (26/11/2019).

Ke-4 perempuan tersebut adalah Ayu Savitri Nurinsiyah dari LIPI, Osi Arutanti dari LIPI, Swasmi Purwajanti dari BPPT dan Widiastuti Karim dari Universitas Udayana.
Bambang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pencapaian para perempuan peneliti tersebut.

“Lebih senang lagi karena dari 4 peraih penhargaan, ternyata dua dari LIPI dan satu dari BPPT. Lembaga ini langsung berada dibawah Kemenristek dan itu akan memudahkan bagi kami untuk membinanya,” kata Bambang.

Ke depan nantinya semua kegiatan riset akan berada dibawah kelola BRIN. Termasuk riset-riset yang dilakukan para penliti di universitas.

Penganugerahan L’Oreal bagi perempuan peneliti dikatakan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia– UNESCO Arif Rachman telah digelar selama 16 kali. Setiap tahun dewan juri selalu memilih 4 proposal penelitian terbaik dari puluhan proposal yang mendaftarkan diri untuk kemudian dibiayai oleh L’Oreal.

Keempat peneliti itu memiliki fokus bidang penelitian berbeda. Ayu Savitri Nurinsiyah melakukan penelitian terkait manfaat lender keong darat di Pulau Jawa. Ada 9 spesies keong darat yang kemudian diteliti terkait kandungan anti mikroba yang ampuh atau berkhasiat tinggi.

Sedang Osi Arutanti meneliti alternatif fotokatalis yang terjangkau, bisa direalisasikan, dan efisien yang dapat diaktivasi dengan tenaga surya sebagai solusi permasalahan lingkungan.

Kemudian Swasmi Purwajanti meneliti pemanfaatan lebih dari bittern (produk samping proses pembuatan garam) sebagai bahan baku pembuatan super nano adsorben multi fungsi berbasis magnesium oksida untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Indonesia yang bebas kontaminan.

Widiastuti Karim meneliti fungsi biologi green fluorescent protein (GFP) pada karang untuk mengatasi pemutihan karang.

Menurut Arif, jumlah peneliti perempuan di Indonesia masih sedikit. Tetapi bersyukur tiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Kita sekarang berada di peringkat terendah di negara G20 dan kita akan terus bersemangat. Berdasarkan American Psycological Assosiation, perempuan cenderung menghindari fokus ilmu sains, ini katanya,” tutur Arif.

Diakui, selama mengajar di jenjang SMA, terdapat fenomena dimana anak-anak perempuan nilai kimianya lebih baik dari pada laki-laki, matermatikanya hampir sama. Sedang untuk pelajaran biologinya perempuan jauh lebih tinggi dibanding laki-laki.

Adapun tim juri kompetisi L’Oreal tersebut terdiri atas beberapa peneliti senior yang diketuai oleh Endang Sukara, dengan anggota Herawati Sudoyo, Pratiwi Sudarmono, Indrawati Gandjar, Fenny M. Dwivany, Ariadne L. Juwono, Neni Sintawardani dan Agus Purwanto.

Pemenang masing-masing mendapatkan fellowship sebesar Rp 95 juta dari L’Oreal Indonesia untuk mewujudkan penelitiannya.

President Director L’Oreal Indonesia Umesh Phadke menjelaskan bahwa dirinya bangga atas rekam jejak yang dimiliki program L’Oreal-UNESCO Fellowship for Woman in Science memasuki tahun ke-16.

“Para fellows FWIS di tahun sebelumnya, telah memantapkan kontribusinya di dunia sains dengan berlaga di perhelatan sains kelas dunia,” kata Phadke.

Pihaknya bersemangat untuk mendukung empat peneliti 2019 ini, yang akan mengeksplorasi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia dan dunia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!