SOLO, MENARA62.COM – Era Society 5.0 sebuah solusi dari revolusi industri 4.0 yang ditandai masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil, dan teknologi di tempat kerja.
Hal ini dikatakan widyaiswara, Erna Indawati SE MPd dalam kegiatan “Peningkatan Kompetensi Widyaiswara” melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah Tahap 2 di Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) di Kantor Pusat Karanganyar, Rabu (10/2/2021)
“Ubah kebiasaan kerja individu jadi kerja tim. Revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan artificial intellegent. Society 5.0 memfokuskan kepada komponen manusianya,”ujar Erna sambil tersenyum.
Era kekinian menuntut setiap lembaga pendidikan untuk bisa memadukan antara kepentingan sosial dengan pendekatan branding.
Memadukan dua kepentingan tersebut merupakan karakteristik tersendiri bagi lembaga pendidikan. Inilah prasyarat yang harus dipelajari demi eksistensi sekolah.
Akselerasi pelayanan dan peningkatan kualitas sekolah. Sekolah harus mempunyai visi dan misi yang jelas, kepala sekolah profesional, guru profesional, lingkungan kondusif, ramah siswa, manajemen yang kuat, kurikulum yang luas tapi penilaian, potensi dan pelaporan prestasi siswa bermakna, serta pelibatan orang tua maupun masyarakat.
”Menciptakan branding sekolah, harus punya keunikan dan keunggulan dari sekolah lain,” tuturnya.
Di samping perkembangan teknologi yang menuntut para pengajar mengembangkan dirinya agar dapat mengikuti jaman, tuntutan untuk mengembangkan dan menunjukkan keprofesionalan dalam bentuk kontribusi dunia keilmuan menjadi tanggung jawab seorang pengajar.
“Misalnya pengintegrasian google calender notifikasi jadwal pembelajaran. Untuk itu, sekolah harus mempunyai produk, place, promo dan dan budaya mutu, sehingga akan menghasilkan pelajar Pancasila yang kekinian,”imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta bidang Humas, Jatmiko mengatakan manajemen satu atap di kehumasan karena ada 4 wakil kepala baik kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan Al Islam Kemuhammadiyahan.
“Tugas kita adalah memastikan brand image program setiap wakasek, diawali kolaborasi baik sisi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Branding jadi kekuatan dan pembeda lembaga pendidikan. Sekolah Pendidikan Karakter berbasis TIK dan Budaya,” pungkas Jatmiko pemegang Humas Reward pertama tahun 2019.