26.9 C
Jakarta

FBI Sebut Aksi Koboi Tentara Saudi di Pangkalan Militer AS Bertindak Sendiri

Baca Juga:

PENSACOLA, MENARA62.COM – Biro Penyelidik Federal (FBI) merilis nama dan foto wajah seorang perwira muda Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi. Dia, Letnan Dua (Letda) Mohammed Saeed Alshamrani (21 tahun), adalah pelaku aksi koboi yang tewas setelah menembak mati tiga orang dan melukai delapan lainnya di Pangkalan Angkatan Laut AS di Pensacola, Florida, Jumat (6/12/2019).

Hasil investigasi FBI menyimpulkan bahwa Saeed bertindak sendiri dalam aksinya. Pilot pesawat tempur Saudi itu menggunakan senjata pistol jenis Glock 45 9mm yang dibeli secara legal di Florida.

“Kami saat ini menilai ada satu pria bersenjata yang melakukan serangan ini dan tidak ada penangkapan (terhadap pihak lain) dalam kasus ini,” kata Rachel Rojas, agen khusus dari kantor FBI di Jacksonville yang memimpin penyidikan ​​kasus tersebut, pada konferensi pers, Ahad (8/12/2019).

Timnya tengah berusaha sangat keras untuk mengungkap motif penembakan yang berlangsung dalam kelas pelatihan tersebut. “Saya akan meminta kesabaran agar kami bisa melakukan ini dengan benar,” kata Rojas.

Pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa Saeed berada di pangkalan itu sebagai bagian peserta program pelatihan Angkatan Laut AS. Program ini dirancang militer AS untuk membina hubungan dengan sekutu asing.

Di tengah serangan mematikan yang dilakukan Saeed, seorang sherif telah melumpuhkannya dengan tembakan mematikan. Sehingga, pelaku masuk dalam daftar yang tewas keempat setelah membunuh tiga korbannya.

Rojas mengatakan, ada beberapa tentara Saudi yang menjadi peserta pelatihan bersama Saeed. Mereka telah bekerja sama dengan penyelidik.

“Komandan Saudi mereka telah membatasi mereka ke pangkalan, dan pemerintah Saudi telah berjanji untuk sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan kami. Saya berterima kasih kepada kerajaan atas janji mereka atas kerja sama penuh dan lengkap,” tutur Rojas.

Identitas Korban Tewas

Salah satu korban aksi koboi Saeed adalah Airman Mohammed Sameh Haitham (19) asal St Petersburg, Florida. Ia, menurut Tampa Bay Times, bergabung dengan Angkatan Laut AS setelah lulus dari sekolah tinggi pada 2018.

Ibu Haitham, Evelyn Brady, yang juga seorang veteran Angkatan Laut AS, telah dipanggil komandan sekolah putranya. Disampaikan kepadanya bahwa Haitham tewas setelah mencoba menghentikan aksi penembak.

Korban tewas lainnya yng sudah teridentifikasi adalah Joshua Kaleb Watson (23), yang tiba di Pensacola dua pekan sebelumnya untuk pelatihan penerbangan. “Joshua Kaleb Watson menyelamatkan banyak nyawa. Setelah ditembak beberapa kali, ia berhasil keluar dan memberi tahu tim respons pertama di mana penembak itu berada dan detail-detail itu sangat berharga (untuk melumpuhkan pelaku,” tulis saudaranya, Adam Watson, di Facebook.

Belum Disebut Terorisme

Dari penelusuran SITE Intelligence Group, Saeed tampaknya telah memposting tentang alasan serangannya dalam bahasa Inggris di Twitter beberapa jam sebelum beraksi. Dia merujuk perang AS di Timur Tengah dan mengeritik dukungan Washington untuk Israel, serta menyebut mantan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.

Namun, Menteri Pertahanan AS Mark Esper tidak siap untuk menyebut aksi Saeed sebagai “terorisme”. “Tidak, saya tidak bisa mengatakan itu terorisme saat ini,” katanya, Sabtu (8/12/2019).

Raja Salman telah memimpin kecaman luas Arab Saudi atas penembakan itu dan memberikan belasungkawa kepada keluarga para korban. Ia juga segera menelepon Presiden AS Donald Trump untuk menyampaikan belasungkawa yang tulus.

“Pelakunya seorang peserta pelatihan Angkatan Udara Saudi, tidak mewakili orang-orang Saudi yang sangat menghormati rakyat Amerika,” kata Raja Salman seperti dilansir laman Arab News, Sabtu (7/12/2019).

Kecaman atas serangan tersebut terus mengalir dari pejabat Saudi dan organisasi lain. Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan bahwa penembak tidak mewakili nilai-nilai Islam yang toleran dari orang-orang Saudi dan semua Muslim percaya pada “toleransi dan moderasi”.

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL), Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, mengatakan bahwa serangan itu adalah “kejahatan mengerikan” yang tidak terkait agama atau kebangsaan. Menteri Urusan Islam Sheikh Abdullatif Al-Sheikh juga mengatakan kejahatan itu tidak mewakili rakyat Saudi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!