SORONG, MENARA62.COM — Lembaga konservasi Fauna dan Flora International Indonesia Progamme (FFI) menggelar pelatihan mengelola “homestay” atau penginapan bagi masyarakat Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, guna meningkatkan kemajuan pariwisata.
Pelatihan yang dipusatkan di Warimpurem Homestay Saporkren pada 25-27 Mei 2017 melibatkan mitra kerja, yakni Yayasan Nazaret, LSM Belantara Papua, Asiosiasi Homstye dan Himpunan Pramunisata Indonesia (HPI) Kabupaten Raja Ampat, kata Government Tourism Relation Officer FFI Raja Ampat Salmon Weyai di Sorong, Sabtu (27/5/2017), seperti dilansir Antara.
Peserta pelatihan berasal dari Kampung binaan FFI yaitu Kampung Salafen dan Aduwei Misool Utara, dan empat Kampung di Teluk Mayalibit yakni Kampung Waifoi, Warimak, Arway dan Kalitoko.
Dia mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat kampung yang selama ini didampingi FFI bisa menjadi pelaku pariwisata sehingga mereka dapat menjaga kelestarian alam.
Dia mengatakan, Raja Ampat terlebih khusus kawasan Teluk Mayalibit dan Misol adalah daerah wisata memiliki keindahan alam yang luar biasa di darat maupun laut. Karena itu, pelatihan ini bertujuan agar masyarakat di kawasan tersebut dapat mengelola rumah tinggal mereka atau “homestay” untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung.
Pelatihan dilakukan di Warimpurem Homestay Saporkren, karena pengelolaan “homestay” tersebut sangat baik dan menjadi salah satu percontohan di Raja Ampat. Selain mendapat materi dari HPI dan Asosiasi Homestay, peserta juga belajar dari pengelola Warimpurem Homestay bagaimana menyediakan makanan yang sederhana bagi tamu. Bagaimana cara menata kamar untuk tamu menginap serta kebutuhan apa saja yang perlu disiapkan bagi tamu.
“Kami berharap materi serta pelayanan yang dipelajari selama mengikuti pelatihan di Warimpurem Homestay Saporkren dapat diterapkan oleh peserta di kampung mereka masing-masing sebagai pelaku pariwisata,” ujarnya.
Rany Iriani, pengurus HPI Raja Ampat selaku pemateri pada kegiatan pelatihan itu mengajak seluruh peserta untuk mendukung program Kementerian Pariwisata, yakni, pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dikenal dengan sebutan “sustainable tourism development”.
Ia mengatakan, salah satu upaya untuk mewujudkan program pengembangan pariwisata berkelanjutan Kementerian Pariwisata menggelar sebuah penilaian, yakni “Indonesia Sustainable Tourism Award” (ISTA) 2017.
Kategori penghargaan yang akan diberikan adalah umum, pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung dan pelestarian lingkungan.
“Penilaian tersebut berlaku umum dan setiap pelaku pariwisata di Kabupaten Raja Ampat bisa mengikuti penilaian itu,” ungkapnya.