JAMBI, MENARA62.COM – Gagal Jantung kongestif bisa terjadi pada siapa saja, pria maupun wanita. Penyakit ini dipicu oleh kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.
“Karenanya pasien penderita gagal jantung perlu menjalani pengobatan yang kontinyu secara tepat. Ini bertujuan menghindari komplikasi,” tutur Evi Supriadi melalui edukasi kesehatan dalam live Instagram milik Siloam Hospitals Jambi, Kamis (25/03/2021) di Jambi.
Dokter yang menamatkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2003 tersebut melanjutkan, sebenarnya gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis. Gejala umum yang bisa dirasakan pasien adalah mudah lelah terlebih saat menaiki anak tangga, kemudian mudah sesak nafas – biasanya sehabis mandi pasien tidak merasa sesak kemudian menjadi sesak, dan mudah batuk.
“Bahkan jika sudah tahap akhir, saat kondisi berbaring pun pasien merasa sesak. Jika tidak ditangani secara benar turut berkomplikasi menjadi hipertensi atau stroke,” kata Evi mengingatkan.
Saat ini, beberapa kasus gagal jantung kongestif tidak hanya dijumpai pada orang usia 40 ke atas, tetapi juga usia middle atau sekitar 30 tahun.
Tata Laksana Pasien Gagal Jantung Kongestif
Menurut dr Evi Supriadi, meski mengalami gejala-gejala klinis mengarah ke jantung kongestif, umumnya masyarakat masih mengabaikan. Mereka tidak ingin memeriksakan diri ke dokter dengan berbagai alasan.
Padahal, kata dr Eva, dengan mengetahui gejala awal, pasien akan dapat terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung. “Sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa,” sebut Evi yang juga merupakan salah satu Dokter Konsultan Intervensional untuk tindakan kateterisasi jantung di Siloam Hospitals Jambi.
Karena itu, jika mengalami keluhan seperti mudah lelah, mudah batuk, sering sesak nafas, apalagi ada riwayat hipertensi, dan diabetes melitus, maka segera dilakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Gagal jantung kongestif itu sendiri memiliki 4 kelas yakni, kelas 1, pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa layaknya orang normal, kelas2 pasien mulai terganggu saat beraktivitas, kelas 3 aktivitas makan, mandi sudah mulai merasakan sesak dan lelah, dan kelas 4 dimana pasien sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali hanya berbaring dengan kondisi sesak dan lelah.
“Jadi obat paling mujarab adalah dengan mencegah, sebisa mungkin hindari bagaimana supaya kita tidak berhubungan dengan obat-obatan,” pungkas dr. Evi Supriadi, Sp.JP., mengakhiri sesi edukasi.