YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Muhammadiyah Covid Command Center (MCCC) bekerja sama dengan Gerakan Pakai Masker (GPM) dan sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang fashion Indonesia Fashion Chamber (IFC) mencanangkan kerja sama gerakan pemberdayaan masyarakat untuk swasembada pengadaan masker.
Kerjasama tersebut secara simbolis dimulai dengan pemberian bantuan mesin jahit sebanyak 10 unit dari GPM kepada panti-panti asuhan binaan Majelis Pelayanan Sosial (MPS). Acara digelar secara daring dipusatkan di Pusat Syiar Digital Muhammadiyah dihadiri oleh perwakilan MCCC, IFC, GPM dan panti-panti asuhan penerima, Kamis (10/12).
Bahtiar Dwi Kurniawan, Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mewakili MCCC saat menerima bantuan tersebut mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh GPM dan juga asistensi pembuatan masker oleh IFC.
“Saya berharap gerakan swasembada masker yang didukung oleh GPM dan IFC ini bisa mewujudkan kemandirian dalam pengadaan masker sehingga kita bersama bisa terbebas dari Covid-19,” katanya.
Dalam kerja sama ini, GPM selaku pemberi bantuan mesin jahit, yang dalam kesempatan itu diterima oleh Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta, Ridwan Furqoni kemudian IFC adalah lembaga yang akan mendampingi panti-panti asuhan penerima mesin jahit dalam membuat masker sesuai standar kesehatan serta fashionabel.
Perwakilan GPM, Indra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama ini bersifat jangka panjang karena kebutuhan masker terutama yang bisa dipakai ulang sangat besar.
“Dari studi singkat kami, hanya untuk mengkover usia produktif saja (18-45 tahun) di Indonesia dengan asumsi satu masker dicuci sepuluh kali, itu kebutuhan masker bisa sampai 1,7 milyar. Ke depan kerja sama ini juga akan terus diperluas, salah satunya dengan BUEK (Bina Usaha Ekonomi Keluarga) yang dibimbing oleh Aisyiyah,” katanya.
Sekjen IFC, Lia Mustofa dalam sambutannya mengatakan dalam satu kesempatan pameran pihaknya menyambung baik saat diajak bergabung oleh GPM untuk mendukung pelaksanaan gerakan memakai masker.
“Saat ini masker sudah menjadi satu kebutuhan utama, sementara pakaian menjadi nomor sekian. Ibaratnya bisa dikatakan pakaian boleh tidak ganti, tapi masker harus ganti. Kami akan memberi pelatihan pembuatan masker yang sederhana dulu hingga jika memang diperlukan sampai pengembangan desainnya,” ujarnya.
Sementara Ridwan Furqoni yang dalam kesempatan itu menerima secara simbolis mesin jahit dari GPM mewakili panti-panti asuhan penerima saat dihubungi mengatakan pihaknya mengapresiasi kerja sama ini.
“MPS mengapresiasi kerja sama ini, selaras dengan semangat MPS untuk memberdayakan panti asuhan dengan harapan panti asuhan akan lebih mandiri secara ekonomi bahkan bisa memberi,” katanya.
Acara tersebut secara online diikuti oleh para pengurus Panti Asuhan Aisyiyah Banaran dan An Nur, kemudian Panti Asuhan Muhammadiyah Asy Syifa, Mekar Melati dan Tuksono sebagai penerima bantuan mesin jahit di tahap awal pencanangan gerakan masyarakat untuk swasembada masker.