JAKARTA, MENARA62.COM – Merayakan Hari Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta) menghadirkan sebuah karya monumental, pementasan konser musikal bertajuk “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” pada 25 April 2024 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Konser Musikal ‘Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai’ merupakan salah satu implementasi program Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mengekspresikan karya melalui pembelajaran yang relevan dan menyenangkan. Selain penampilan dari para siswa dan guru SMM Yogyakarta, juga akan menampilkan seniman ternama Tanah Air yang akan berkolaborasi bersama.
Plt. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai menunjukkan hasil nyata transformasi pendidikan Indonesia melalui implementasi prinsip merdeka belajar yang menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan terdiferensiasi sesuai potensi, minat, dan bakat siswa.
“Melalui pertunjukan ini, kita menyaksikan bakat dari 99 anak didik vokasi, 14 guru SMKN 2 Kasihan yang tampil menjadi bagian dalam orkestra, serta hasil kerja puluhan siswa-siswi SMK lainnya dari berbagai jurusan sebagai sukarelawan yang turut merasakan pengalaman langsung terlibat dalam industri pertunjukan,” ucap Wardani pada acara media briefing, Rabu (24/4).
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan mimpi-mimpi generasi muda Indonesia. “Melalui pertunjukan ini, penonton diharapkan dapat memahami bagaimana pentingnya pendidikan dan kebudayaan untuk mencetak generasi penerus yang cerdas secara akademik serta kaya akan nilai kebudayaan dan karakter,” ungkapnya.
Mahendra menambahkan bahwa konser musikal ini juga merupakan wujud apresiasi Kemendikbudristek kepada SMKN 2 Kasihan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang telah menghasilkan banyak musisi dan menjadi pilar penting dalam pengembangan musik klasik di Indonesia.
Kepala SMKN 2 Kasihan, Yogyakarta, Turino, mengatakan bahwa SMKN 2 Kasihan telah menerapkan Kurikulum Merdeka salah satunya melalui perhatian yang diberikan oleh para guru terhadap perkembangan keahlian musik yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik sehingga mereka dapat berkembangan sesuai dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki.
Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Kemendikbudristek yang memberikan ruang kepada murid dan guru SMKN 2 Kasihan untuk belajar dan berlatih melalui sebuah pertunjukan Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai. “Dalam proses persiapan konser musikal ini, murid-murid SMKN 2 Kasihan sangat fokus, antusias dan bersemangat untuk mempersembahkan pertunjukan yang terbaik,” tuturnya.
Kolaborasi Murid, Guru dan Seniman Besar
Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai menghadirkan kerja kolaborasi dari murid dan guru SMKN 2 Kasihan bersama dengan seniman-seniman besar Tanah Air. Menampilkan suguhan lagu-lagu klasik yang menjadi andalan dan juga lagu-lagu populer dalam dan luar negeri yang menyenangkan untuk dinyanyikan bersama. Lagu-lagu yang ditampilkan ditafsir ulang menjadi adegan yang akan diperankan oleh aktor-aktor Indonesia.
Produser dan Direktur Kreatif Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi, Happy Salma, menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dan SMKN 2 Kasihan Yogyakarta atas kolaborasi yang luar biasa dalam mewujudkan sebuah ruang istimewa untuk jiwa-jiwa muda yang bebas mencintai dirinya, memiliki bakat, dan pengetahuan yang holistik.
“Memeluk mimpi-mimpi adalah sebuah kerja kolaboratif dimana setiap individu dari berbagai lintas disiplin ilmu ditantang untuk bekerja sama dengan lentur, cepat, dan tanggap. Konser musikal ini menggambarkan bagaimana mimpi tidak kenal usia dan wajib diperjuangkan,” ujarnnya.
Pertunjukan ini merespon konsep-konsep besar tentang cinta, pilihan hidup, dan perayaan-perayaan akan kehidupan, seperti yang ditunjukkan dalam repertoar lagu klasik yang akan dibawakan oleh siswa-siswi SMM Yogyakarta. Bagaimana orang muda berjuang untuk mengatasi keraguan, mengejar mimpi, dan menemukan makna di balik kegagalan.
Dengan cerita sebagai latar belakang, penonton akan diajak melakukan perjalanan emosional yang menginspirasi, yang mengajarkan tentang kekuatan dalam keteguhan hati, dan menghidupkan kembali semangat untuk meraih impian
“Saya sebagai pribadi yang juga turut larut dalam kebebasan program Merdeka Belajar, merasa bersyukur diberi kesempatan melaksanakan konser musikal ini menjadi kenyataan,” ujar Happy Salma.
Konser musikal ini akan menghadirkan lagu-lagu klasik yang menjadi kekuatan utama dari SMM Yogyakarta. Lagu-lagu tersebut ditafsir ulang dan dibangun narasi cerita yang mengelilinginya. Selain penampilan dari para siswa dan guru dari SMM Yogyakarta, di konser musikal ini akan menampilkan seniman ternama Tanah Air yang akan berkolaborasi bersama dengan membawakan lagu klasik andalan. Dengan menampilkan beberapa pemain yaitu aktor Indonesia Danu Kusuma, Sherina Munaf, Nyoman Paul, Mawar De Jongh dan untuk narator Happy Salma dan Ario Bayu, serta menampilkan bintang tamu Isyana Sarasvati dan Heny Janawati.
Senada dengan mimpi para siswa-siswi SMM Yogyakarta yang sangat antusias dan bersemangat berlatih untuk konser ini, para aktor dan musisi kenamaan Tanah Air juga merasakan berbahagia dapat berkolaborasi dalam karya ini.
Tema yang Relevan
Sherina Munaf berperan sebagai Larasati mengungkapkan, menjadi bagian dari pertunjukan yang berkisah mengenai suka dukanya meraih mimpi, membuatnya menjadi ikut berkaca pada mimpi-mimpinya sendiri dan generasi penerus lainnya.
“Sebuah tema yang sangat relevan untuk para teman-teman SMM Jogjakarta yang sebentar lagi akan menghadapi dunia di luar sekolah. Teruslah rawat dan kejar mimpimu!” katanya.
Isyana Sarasvati sebagai solois berpesan agar setiap siswa Memerdekakan diri dalam berkarya, sehingga bisa memancarkan diri yang paling sejati.
Mawar De Jongh berperan sebagai Rena dalam koser musikal ini mengutarakan kegembiraannya bisa menjadi bagian dari pertunjukan konser musikal Memeluk Mimpi-mimpi, karena bermain dalam teater musikal adalah salah satu impiannya sejak dulu.
Selaras dengan Mawar, Nyoman Paul yang didapuk bernyanyi sekaligus berperan sebagai Raka menyampaikan, teater musikal ini memberikan banyak dampak positif untuk dunia seni. “Terima kasih sudah selalu menghargai arti seni, yang saya rasa sama hal nya dengan inti dari Memeluk Mimpi-Mimpi.
Pementasan ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi dibidangnya yaitu Happy Salma sebagai Produser dan Direktur Kreatif sekaligus Narator, Wawan Sofwan sebagai Sutradara, Felix K. Nesi (Penulis Naskah), Tohpati (Penata Musik), Iskandar Loedin (Penata Artistik), Rangga Joned (Direktur Kreatif), dan Josh Marcy (Penata Tari).
“Dalam penanggalan Jawa, 72 tahun—sejak SMM Yogyakarta berdiri hingga tahun 2024 ini—artinya tepat 9 windu. Akhirnya kami sepakat memilih angka 9 sebagai simbol jumlah pembabakan. Tantangan bagi kami adalah bagaimana mengemas sebuah persembahan orkestra yang serius dengan balutan pertunjukan yang bisa diterima oleh seluruh kalangan,” ungkap Wawan Sofwan selaku sutradara.
Sementara itu Rangga Djoned, Direktur Kreatif mengatakan Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi adalah sebuah produksi musikal yang proses kreatifnya dimulai dari bakat luar biasa pelajar-pelajar SMM Yogyakarta dalam bermusikalitas. “Saya sebagai direktur kreatif bersama Happy Salma berkolaborasi bagaimana alunan-alunan indah ini bisa bercerita, bermimpi, dan akhirnya bergerak menjadi sebuah kehidupan,” ujarnnya.
“Memasak” sebuah konser musikal diakui selalu menyenangkan dan penuh eksplorasi membutuhkan banyak “bumbu” untuk menciptakan rasa yang nikmat dimana elemen berbagai seni bertemu di satu titik menciptakan sebuah keindahan dan harmoni tak hanya dilihat namun juga terasa sampai ke hati.
Senada juga disampaikan Tohpati, sang penata musik. Ia mengatakan proses penyusunan aransemen awalnya cukup menantang karena waktu yang tidak banyak, jarak yang berjauhan dengan para pemain. Namun setelah proses latihan, hampir tidak ada kendala sama sekali.
“Melihat keseriusan para siswa dalam berlatih serta kemampuan bermusik yang sangat baik, saya yakin mereka dapat menampilkan pertunjukan yang memukau dan kelak menjadi musisi profesional yang andal,” ungkap Tohpati.
Sinopsis
Setelah mengalami patah hati dan meninggalkan kehidupan di Jakarta, Larasati kembali ke Yogyakarta, di mana dia bertemu kembali dengan sejumlah orang dari masa lalunya. Agung, kakak kelasnya yang masih bimbang menentukan pilihan hidup; Raka, adik kelas yang mengaguminya; serta Rena, sepupunya yang penuh semangat mengejar impiannya. Interaksinya dengan orang-orang itu membawa Larasati pada refleksi mendalam tentang cinta, mimpi, dan masa depan yang lebih baik.
Pertunjukan ini merespon konsep-konsep tentang cinta, pilihan bebas, dan perayaan-perayaan akan kehidupan, seperti yang ditunjukkan dalam repertoar lagu klasik yang dibawakan oleh siswa-siswi SMK Negeri 2 Kasihan, Yogyakarta. Perjalanan Larasati dan setiap tokohnya menunjukkan usaha setiap manusia yang sedang berjuang merumuskan cita-cita hidupnya, menemukan makna di balik kegagalan, dan bangkit kembali untuk meraih mimpi-mimpinya.
Dengan cerita sebagai latar belakang, penonton akan diajak melakukan perjalanan emosional yang menginspirasi, yang mengajarkan tentang kekuatan dalam keteguhan hati, dan menghidupkan kembali semangat untuk meraih impian.
Adapun karya lagu-lagu yang akan dibawakan dalam pementasan konser musikal ini ada 13 lagu dan berasal dari lagu hits dalam negeri dan luar negeri yaitu Yogyakarta (KLA Project), Bimbang (Melly Goeslaw), Somewhere Over the Rainbow, A Million Dreams (The Greatest Showman), Sendiri (Chrisye), Habanera karya George Bizet, Finlandia Op. 26 karya Jean Sibelius, Stride la Vampa/Coro di Gitani karya Giuseppe Verdi, Va Pansiero karya Giuseppe Verdi, La Traviata:Libiamo Ne’Lieti Calici karya Giuseppe Verdi, Melompat Lebih Tinggi (Sheila on 7), Manusia Kuat (Tulus) dan Overture aransemen oleh Tohpati.