JAKARTA, MENARA62.COM — GBHN Perlu Direformulasi. Ini jadi pemikiran dalam sarasehan Akbar Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah, Jumat (10/5/2019).
Saresehan yang diselenggarakan Masyarakat Hukum Negara Muhammadiyah bekerjasama dengan MPR RI ini mengangkat tema “Jihad Konstitusi Muhammadiyah dalam Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan nasional dengan Model GBHN”.
Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah mendorong untuk mereformulasi GBHN untuk dijadikan pedoman bagi seluruh lembaga negara dalam melaksanakan penyelenggaraan negara dan pembangunan nasional.
Hal tersebut didukung penuh oleh Martin Hutabarat yang mewakili Pimpinan MPR RI untuk mengkaji GBHN khususnya oleh Mahutama. Jimly Asshiddiqie sebagai guru besar HTN UI menyampaikan sangat penting menghadirkan GBHN dengan tawaran melalui UU, Tap MPR atau Perubahan kelima UUD NRI Tahun 1945. Aidul Fitriciada Azhari Ketua Umum MAHUTAMA memaparkan GBHN dalam tinjauan historis, filosofis, yuridis dan sosiologis.
“Reformulasi GBHN menjadi prioritas menghindari ketidakselarasan pembangunan dalam semua tingkatan baik pusat maupun daerah” ujarnya.
Guru besar IPB Didin S Damanhuri menyampaikan, model GBHN seperti masa lalu akan jauh lebih mendalam kontennya, jauh lebih luas partisipasi para elite strategisnya serta jauh lebih punya legitimasi mandat rakyatnya terhadap platform pembangunan.
“Oleh karena itu, dengan model GBHN tersebut, pertanggungjawaban Presiden baik terhadap ketaatan terhadap Konstitusi maupun terhadap aspirasi rakyat, akan jauh lebih jelas,” ujarnya.
Zaenal Arifin Hosen Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta mendorong Mahutama untuk merespon keinginan MPR RI dengan membentuk tim yang memberikan masukan untuk mereformulasi GBHN. Masukan itu, baik subtansi maupun regulasi yang disambut oleh Auliya Khasanofa Sekjen Mahutama yang menjadi moderator ketika menyimpulkan dari seluruh narasumber.
“Bahwa reformulasi GBHN merupakan bagian dari jihad konstitusi Muhammadiyah yang disambut antusias oleh 150 orang peserta yang hadir termasuk pengurus Mahutama dari seluruh Indonesia,” ujar Auliya.